IHSG berpeluang melanjutkan penguatan

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound dari penurunan di awal transaksi hari ini (30/9). Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat naik 0,15% menjadi 5.149,64.
Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo menjelaskan, penguatan ini ditengarai oleh adanya sentimen window dressing yang dilakukan para fund manager mengingat ini hari terakhir dalam kuartal III.
Sentimen tersebut juga sudah terlihat sejak kemarin ketika indeks mengalami rebound hingga ditutup di level 5.142. Namun, posisi ini pada dasarnya belum memberikan sinyal teknikal positif.
Dengan kata lain, IHSG masih berada dalam tren penurunan untuk jangka pendek. Target resistance 5.143 telah berhasil dikonfirmasi, sehingga targetresistance IHSG berikutnya ada di 5.180. Adapun support IHSG saat ini ada di 5.076-5.087.
Kendati demikan, support tersebut merupakan posisi yang kuat jika dilihat dari sisi teknikal. Hal ini bisa dilihat dari posisi candle berbentuk hammeryang muncul dalam dua hari terakhir. "Mode buy on weaksness memang sangat menarik jika dilakukan dalam kondisi seperti ini, tapi pemodal sebaiknya tidak terlalu melawan jika pemodal asing terus melakukan tekanan jual," pungkas Satrio.
Analis First Asia Capital David Sutyanto sependapat. Sentimen positf dalam negeri masih minim. Saat ini, pasar hanya memanfaatkan sentimen akhir kuartal ketiga September.
Menurut David, sentimen tersebut membuat IHSG bergerak fluktuatif dalam rentang konsolidasi. "IHSG berpotensi ditutup teritori positif," pungkas David.
Target resistance terdekat yang mungkin bisa dicapai di sesi kedua nanti ada di 5.150 untuk kemudian menuju 5.165. Adapun support IHSG ada di rentang 5.110-5.090.

Dollar menuju kuartal terbaik sejak 2008

TOKYO. Posisi dollar AS menuju penguatan kuartalan terbaik sejak 2008. Mengutip data yang dihimpun Bloomberg, mata uang dollar AS ini sudah terapresiasi setidaknya 1,9% terhadap 16 mata uang utama dunia yang aktif diperdagangkan terhitung sejak 30 Juni lalu.
Penguatan dollar terjadi di tengah prospek kenaikan suku bunga acuan the Federal Reserve. Pasalnya, data ekonomi AS yang dirilis beberapa waktu terakhir mengindikasikan adanya penguatan.
"Indikator ekonomi pada pekan ini juga sepertinya akan menunjukkan penguatan ekonomi AS. Sebaliknya ekonomi Jepang dan Eropa melemah. Tren penguatan terhadap yen dan euro masih akan berlanjut," papar Yujiro Goto, currency strategist Nomura Holdings Inc di London.
Sekadar informasi, yen saat ini mencattakan pelemahan kuartalan pertama di 2014 setelah tingkat produksi industri Jepang secara tidak terduga mengalami penurunan. Sedangkan euro diperdagangkan mendekati level terlemahnya dalam 22 bulan terakhir sebelum dirilisnya data inflasi yang diprediksi akan menunjukkan inflasi masih berada di level terendah sejak 2009.
Catatan saja, pada pukul 11.42 waktu Tokyo, dollar AS diperdagangkan di posisi 109,33 yen dari posisi kemarin 109,50 yen. Sementara, jika berhadapan dengan euro, nilai tukar dollar AS berada di posisi US$ 1,2687 per euro dari posisi kemarin US$ 1,2664.
Penguatan dollar AS juga tercermin dari Bloomberg Dollar Spot Index yang naik 6,5% menjadi 1.068,37 sejak 30 Juni lalu.

Bursa Jepang merosot 0,8% di akhir perdagangan

TOKYO. Bursa Jepang menutup hari terakhir bulan September dengan penurunan. Penurunan dipimpin saham-saham industrial, dan mendapat tekanan lebih kuat sementara yen menguat terhadap dollar AS. 
Index Topix turun 0,8% ke level 1.326,29 pada penutupan perdagangan di Tokyo. Hanya tiga dari 33 grup industri yang menguat. Acuan ini ditutup menguat 3,8% sepanjang September dan naik 5,1% dalam kuartal ini.
Nikkei 225 Stock Average turun 0,8% ke 16.173,52. Sementara yen menguat 0,2% terhadap dollar AS ke lvel 109,31. 
Analis melihat, data ekonomi Jepang yang dirilis hari ini memberi sentimen negatif. Produksi industri Jepang tak diduga, turun 1,5% di bulan Agustus. Padahal, data Juli menunjukkan masih ada penguatan tipis 0,4%. Data lain menunjukkan, angka pengangguran Jepang membaik menjadi 3,5% dari sebelumnya 3,8%. 
Selain itu, protes di Hong Kong juga memberi imbas. "Pasar saham Jepang kemarin belum menyesuaikan diri dengan risiko yang terjadi di Hong Kong, dan reaksi di seluruh dunia buruk terhadap konflik itu," kata Toshihiko Matsuno, Chief Strategist di SMBC Friend Securities Co, Tokyo. 
Saham Toyota Motor corp turun 0,4%. Sementara Daikin Ltd yang mendapat 18% hasil penjualan alat elektroniknya dari China, merosot 3,6%. Sumitomo yang memangkas besar-besaran target labanya terimbas harga komoditas dan pelambatan ekonomi China turun 12% di bursa Jepang, memimpin penurunan di sektor industri.

Demonstrasi Hong Kong bisa berdampak ke bursa Asia

Bursa Asia tampak sumringah pada awal pembukaan Senin (29/9). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.06 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific tak banyak mencatatkan perubahan di level 142,01. Meski demikian, jumlah saham yang naik lebih banyak ketimbang jumlah saham yang turun yakni tiga berbanding satu.
Secara rinci, indeks Topix Jepang naik 0,6% setelah yen melemah 0,1% menjadi 109,36 per dollar AS. Sementara, indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,4% dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,1%.
Pada pekan lalu, bursa Asia anjlok 1,7% ke level terendahnya sejak 30 Mei lalu. Kondisi ini dipicu oleh kecemasan akan pertumbuhan ekonomi China yang melambat serta kekhawatiran bahwa the Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat dari prediksi.
Sementara itu, investor Hong Kong sudah bersiap akan kondisi terburuk seiring adanya aksi demonstrasi di kota tersebut karena Hong Kong kembali di bawah kendali pemerintah China.
"Kejadian itu (demonstrasi Hong Kong) akan mencemaskan sejumlah investor yang khawatir pasar saham akan jatuh, sehingga berdampak pada iklim bisnis di Hong Kong," jelas Vasu Menon, vice president of wealth management Oversea-Chinese Banking Corp dari Singapura.

Turun nyaris 1%, IHSG masih terkulai di awal pekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan penurunan pada akhir pekan lalu pagi ini (29/9). Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.27 WIB, indeks tercatat turun 0,9% menjadi 5.086,98.
Terdapat 145 saham yang memberikan sinyal merah. Sementara, jumlah saham yang naik hanya berjumlah 70 saham dan 56 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi pagi ini melibatkan 694,430 juta saham dengan nilai transaksi Rp 735,171 miliar.
Secara sektoral, tak ada satu pun sektor yang melaju. Tiga sektor dengan penurunan terbesar di antaranya: sektor konstruksi turun 1,59%, sektor industri dasar turun 1,53%, dan sektor barang konsumen turun 1,18%.
Saham-saham yang berada di posisi top losers pada indeks LQ 45 pagi ini antara lain: PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 3,95% menjadi Rp 1.945, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 3,54% menjadi Rp 955, dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 3,34% menjadi Rp 825.
Sementara, sejumlah saham yang masuk dalam jajaran top gainers pada indeks LQ 45 antara lain: PT Express Transindo Tbk (TAXI) naik 0,72% menjadi Rp 1.395, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,5% menjadi Rp 25.275, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,39% menjadi Rp 12.850

Harga emas Antam hari ini bergerak flat

Harga emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk hari ini, Senin (29/9)  bergerak flat.
Seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 523.000. Angka ini tidak bergerak jika dibandingkan posisi harga Jumat (26/9).
Sedangkan harga rata-rata satu gram emas untuk pecahan 500 gram dibanderol seharga Rp 483.600 per gram.
Sementara, harga pembelian kembali emas (buyback) oleh pihak Antam Rp 467.000. Angka ini juga tidak bergerak jika dibandingkan harga sebelumnya.
Adapun harga emas batangan milik Antam dalam pecahan lainnya, yakni:
1 gram: Rp 523.000
5 gram: Rp 2.470.000
10 gram: Rp 4.890.000
25 gram: Rp 12.150.000
50 gram: Rp 24.250.000
100 gram: Rp 48.450.000
250 gram: Rp 121.000.000
500 gram: Rp 241.800.000

Di awal sesi II, IHSG menuju 5.100

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin tertekan di awal pembukaan sesi II. Pada pukul 14.26 WIB, indeks tergerus 1,8% menjadi 5.107,33.
Ada 260 saham yang kompak memberikan sinyal merah. Sementara, jumlah saham yang naik hanya 38 saham dan 52 saham lainnya tak bergerak. Volume transaksi siang ini melibatkan 3,286 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,409 triliun.
Sedangkan secara sektoral, tak ada satu pun sektor yang menghijau. Tiga sektor dengan penurunan terdalam yakni: sektor konstruksi yang turun 3,12%, sektor industri dasar turun 2,8%, dan sektor perbankan yang turun 2,48%.

Pergerakan saham BWPT tak wajar!

Pergerakan harga saham PT BW Plantation Tbk (BWPT) beberapa hari terakhir selalu menjadi perhatian. Setelah mengalami autorejection dua hari berturut-turut akibat penurunan harga yang signifikan, penurunan tersebut juga saat ini membuat saham BWPT bergerak tidak wajar.
Oleh sebab itu, otoritas bursa memasukan saham BWPT kedalam daftar unusual market activity (UMA). "Saat ini, kami sedang mencermati pola pergerakan saham tersebut," tulis otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam keterangan resminya, (26/9).
Perlu diketahui, posisi saham BWPT saat ini kembali mengalami penurunan cukup dalam. Saham tersebut sejak pagi tadi sudah turun 63 poin atau 12% ke level Rp 477 per saham.
Sejumlah analis menilai, penurunan tersebut lantaran investor ritel merasa dirugikan oleh aksi korpporasi rights issue yang akan digelar BWPT sehingga mereka beramai-ramai melepas saham emiten perkebunan ini. Para investor ritel ingin menghindari efek dilusi yang besar dan menghindari resiko cut loss yang diperkirakan mencapai 65% akibat rights issue tersebut.
Dengan terjadinya penurunan seperti ini, otoritas bursa menghimbau bagi para pemodal untuk selalu mempertimbangkan secara matang keputusannya berinvestasi atas saham BWPT. Selalu cermati pula segala keterbukaan informasi yang ada.

Bursa Jepang ditutup merah mengekor bursa AS

Bursa Jepang merosot dari level tertingginya dalam enam tahun terakhir pada penutupan akhir pekan ini (26/9). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.00 waktu Tokyo, indeks Topix anjlok 1,1% menjadi 1.331,95. Dari 33 sektor yang terhimpun dalam indeks Topix, hanya ada satu sektor yang naik.
Sementara, indeks Nikkei 225 Stock Average tergerus 0,9% menjadi 16.229,86.
Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Jepang. Beberapa di antaranya yakni: Toyota Motor Corp turun 1,5%, Japan Display Inc anjlok 11%, dan Nitori Holdings Co naik 4,7%.
Penurunan bursa Jepang mengekor aksi jual yang melanda bursa AS tadi malam.
"Pasar saham yang sudah naik terlalu tinggi saat ini mulai terkoreksi. Harga saham-saham juga jatuh di New York, dan kita tidak bisa mengharapkan saham di bursa Tokyo naik tinggi," jelas Akio Yoshino, chief economist Amundi Japan Ltd/

Pemburu dividen menyokong bursa Jepang

Bursa Jepang menguat setelah tertekan tiga hari. Investor kembali mengkoleksi saham untuk mencari pembagian dividen, sementara dollar Amerika Serikat (AS) mendorong performa saham-saham berbasis ekspor. 
Indeks Topix di Jepang menguat sampai 0,8% ke 1.337,13 pada pukul 9.27 pagi di Tokyo. Hanya tiga dari 33 grup yang melempem. Sedangkan Nikkei 225 Stock Average melaju 0,9% ke level 16.314,23. 
Pembagian dividen menjadi salah satu daya tarik bagi investor di Jepang. Lebih dari 1.000 perusahaan memberlakukan ex-dividend date besok sehingga investor memburu saham hari ini. 
Sementara itu, yen melanjutkan pelemahan sebesar 0,2% ke ¥ 109,24 per dollar AS. Ini merupakan penurunan untuk hari ketiga. Penguatan dollar terpicu data penjualan rumah bulan Agustus di AS yang lebih baik dibanding perkiraan. 
"Penguatan dollar AS sepertinya berlanjut dan kita bisa mengharapkan laba para eksportir akan lebih kuat," kata Hiroichi Nishi, Equities Manager di SMBC Nikko Secutities Inc di Tokyo. Dia memperkirakan, saham yang diincar pemburu dividen antara lain perusahaan sektor kesehatan, jasa trading, dan infrastruktur rel.  

Harga emas melanjutkan pelemahan

Harga emas melanjutkan penurunan sementara dollar Amerika Serikat (AS) terus menguat. Kenaikan kepemilikan fisik emas belum berhasil mendorong harga logam mulia.
Harga emas untuk pengiriman segera diperdagangkan di US$ 1.213,07 pada pukul 9.33 pagi waktu Singapura. Harga logam mulia ini turun ke 1.208,4 pada 22 September lalu, terendah sejak 2 Januari dan menghapus keuntungan 0,6% selama tahun ini. 
Sedangkan harga emas untuk pengantaran Desember turun 0,5% ke US$ 1.213,80 per ons troi di bursa Comex New York. Harga emas untuk kontrak berjangka turun hingga ke US$ 1.208,80 pada 22 September, terendah sejak Januari.
Harga bullion akan mencetak rugi pertama di kuartal ini, sementara dollar melanjutkan penguatan terhadap mayoritas kurs dunia. Penguatan dollar dipicu rencana kenaikan bunga AS. 
"Dollar masih akan menyetir harga emas. Ada kenaikan kepemilikan emas fisik tapi tidak cukup memangkas kerugian," kata Lv Jie, Analis di Cinda Futures Co di Hangzhou, China.
Beberapa bank sentral menambah cadangan emas seperti Ukraina, Rusia, Turki, Kazakhastan hingga Azerbaijan. Namun, ada juga yang mulai meringankan cadanan seperti di Meksiko dan Czech Republic.
Jeffrey Currie, Kepala Riset Komiditas Goldman Sachs Group Inc mempertahankan prediksinya, harga emas akan melorot sampai US$ 1.050 pada akhir 2014. Faktor yang mendukung kenaikan harga emas di awal tahun yang berasal dari konflik geopolitik sudah memudar saat ini.

Bursa Asia menguat didukung data AS

Bursa Asia menguat di awal perdagangan Kamis (25/9). Data penjualan rumah di Amerika Serikat bulan Agustus yang lebih baik dari perkiraan memberi sinyal ekonomi AS terus menguat, dan menjadi sentimen positif di pagi ini.  
Acuan bursa kawasan, MSCI Asia Pacific Index bertambah 0,2% pada pukul 9.10 waktu Tokyo. Indeks Topix di Jepang menguat sampai 0,8% ditopang pelemahan yen yang berada di level 109,27. 
Nikkei 225 Stock Average naik 1%, S&P/ASX 200 Index menguat 0,7%, dan Indeks Kospi di Korea Selatan melaju 0,3%.
"Data AS sekarang lebih sering memberikan kejutan positif," kata Imre Speizer, Market Strategist di Westpac Banking Corp, Auckland pada Bloomberg. AS kemarin mengumumkan, penjualan rumah bulan Agustus naik 18% menjadi rata-rata setahun 504 juta. Data AS yang positif ini juga memacu dollar rebound dan melanjutkan reli dari levelnya yang sudah tertinggi dalam empat tahun terakhir. 
Delapan dari 10 grup industri di Asia Pasifik menguat pagi ini. MSCI Asia Pacific Index diperdagangkan 13,6 kali dari estimasi laba, lebih murah dibanding Price/Earning Stoxx Europe 600 Index di 15,5 kali, atau PE S&P 500 Index di AS yang sebesar 16,7 kali. 

Harga minyak WTI konsolidasi setelah penguatan

Harga minyak jenis West Texas Intermediate konsolidasi dekat harga tertingginya di pekan ini. Harga menguat setelah Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar dunia mengumumkan penurunan cadangan minyak.  
Harga minyak WTI untuk pengiriman November menguat 12 sen lebih tinggi di US$ 92,92 per barel di bursa elektronik New York Mercantile Exchange pada pukul 7.45 waktu Singapura. Kontrak berjangka ini kemarin ditutup 1,4% atau US$ 1,24 ke harga US$ 92,8. 
Badan statistik dari Departemen AS kemarin mengatakan, cadangan minyak turun 4,27 juta barel menjadi 358 juta dalam sepekan yang berakhir 19 September. 
Sedangkan harga minyak jenis Brent untuk pengiriman November menguat 10 sen di kisaran US$ 96,95 per barel di bursa ICE Futures Europe, London. 

Bursa AS dan Eropa kompak rebound

Bursa Amerika Serikat dan Eropa kompak menutup perdagangan dengan penguatan untuk perdagangan kemarin, Rabu (24/9). Keduanya rebound meski masih dirundung beberapa sentimen negatif.
Standard & Poor's 500 Index naik 0,8% pada pukul 16.00 waktu setempat di New York, menghentikan penurunan yang terjadi 3 hari berturut-turut sebelumnya. Sedangkan acuan bursa Eropa, Stoxx Europe 600 Index menguat 0,7%. 
Salah satu pendorong bursa AS adalah data penjualan rumah baru bulan Agustus yang naik 18% menjadi rata-rata setahun 504.000 unit. Ini merupakan kenaikan sejak tahun 2008. 
Saham-saham sektor kesehatan memimpin kenaikan di S&P 500, dengan penguatan 1,7%, lantaran perusahaan kesehatan tetap akan mencari cara memindahkan basis pajak lewat akuisisi perusahaan asing, di tengah rencana pemerintah mengetatkan aturan pajak inversi. 
Sedangkan bursa Eropa menguat setelah index iklim bisnis dari Ifo Institute jatuh ke level 104,7. Hasil survei terhadap 7.000 eksekutif ini lebih buruk dibanding perkiraan pasar yaitu turun ke 105,8. 
"Tapi ini kabar baik karena akan mengurangi protes Jerman terhadap aksi stimulus atau program quantitative easing dari bank sentral Eropa," kata Carsten Brzeski, Chief Economist di ING-DiBa di Frankfurt. 
Sejak Juni, Presiden European Central Bank Mario Draghi telah mengupayakan pelonggaran ekonomi mulai dari menjaga bunga tetap rendah, menjaga likuiditas perbankan, dan yang terbaru berjanji akan membeli asset-backed securities dan obligasi untuk memulihkan ekonomi zona euro. 

Yen berotot, bursa Jepang tak berkutik

Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Jepang ditutup di zona merah pada akhir transaksi sore ini (24/9). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 15.00 waktu Tokyo, indeks Topix turun 0,4% menjadi 1.326,18. Sementara, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,2% menjadi 16.167,45.
Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Jepang. Beberapa di antaranya yakni: Nomura Holdings Inc turun 1,7%, Yokohama Rubber Co turun 3,5%, Daiei Inc naik 17%, dan Amada Co naik 1,3%.
Penurunan dua indeks acuan Jepang tersebut disebabkan oleh penguatan yen di tengah memanasnya konflik di Timur Tengah. Catatan saja, sore ini, nilai tukar yen berada di level 108,66 per dollar AS atau menguat 0,2%. Penguatan yen disebabkan oleh data dari Eropa yang menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan manufaktur.
"Pasar sedikit cemas saat ini. Dampak besar yang mempengaruhi ekonomi global saat ini adalah meningkatnya konflik di Timur Tengah dan moderatnya data Eropa. Selain itu, biasanya pasar saham memang mengalami pelemahan musiman pada September," jelas Shane Oliver, global strategist AMP Capital Investors Ltd.

Emas bertahan di atas level terendah sejak Januari

Harga kontrak emas dunia berada di atas level terendahnya dalam delapan bulan terakhir pada transaksi perdagangan hari ini (24/9). Data yang dihimpun Bloomberg memperlihatkan, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat berada di posisi US$ 1.224,50 per troy ounce.
Pada 22 September lalu, harga kontrak yang sama sempat tertekan ke posisi US$ 1.208,40 per troy ounce yang merupakan level terendah sejak2 Januari lalu.
Salah satu faktor yang menyebabkan harga emas bertahan dari tekanan adalah memanasnya konflik di Timur Tengah. Sekadar tambahan informasi, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Bahrain, dan Qatar seluruhnya bergabung dengan serangan udara AS untuk menghancurkan kelompok militan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) du Suriah pada pekan ini.
Di sisi lain, dollar mencatatkan penguatan karena adanya kenaikan proyeksi tingkat suku bunga AS pada akhir 2015 mendatang.
"Belum ada perubahan sentimen atas emas saat ini meskipun ketegangan politik Timur Tengah semakin meningkat. Selain itu, proses pemulihan ekonomi AS masih berlangsung sehingga kenaikan suku bunga AS hanya masalah waktu saja meski the Fed masih akan menahan suku bunganya untuk beberapa waktu ke depan," urai Zhu Runyu, analis CITICS Futures Co.
Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember ditransaksikan di posisi US$ 1.225,10 per troy ounce di Comex, New York.

IHSG masih belum lepas dari tekanan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum beranjak dari zona merah selama dua hari berturut-turut. Indeks kemarin ditutup dengan pelemahan 31,69 poin ke level 5.188,11. Diprediksi, tekanan masih ada pada perdagangan hari ini, Rabu (24/9).
Analis Relance Securities Lanjar Nafri menjelaskan, sentimen bursa global masih akan kurang menarik. Sehingga, para pemodal lebih berhati-hati dalam berinvestasi, dan hal ini tentunya akan memberikan tekanan bagi IHSG meski Bank Indonesia telah mengumumkan tingkat inflasi tetap terjaga pada bulan September ini.
Secara teknikal, IHSG telah membuka gap down pada support MA25. "Hal ini masih memberikan sinyak cukup negatif bagi pergerakan IHSG," imbuh Lanjar.
Indikator stochastic pun bergerak dead-cross pada area overbought dengan momentum bearish dari indikator RSI. Indikator MACD pun terkonsolidasi dengan pelemahan kembali histogram di iringi bearish signal dari MACD line.
"Jadi, diprediksi IHSG masih akan bergerak tertekan dengan range pergerakan 5.150-5.215," pungkasnya.
Senior Research HD Capital Yuganur Wijanarko sependapat. Tekanan masih belum bisa lepas dari pergerakan IHSG.
"Banteng lagi batuk sedikit, tapi masih tetap on track," ujar Yuganur.
Menurutnya, koreksi IHSG hanya membuat sentimen bullish sedikit tersendat. Nah, tapi saat seperti inilah merupakan waktu yang tepat untuk melakukan akumulasi. Hal ini bisa dijadikan persiapan jika sewaktu-waktu IHSG berbalik arah menyambut pelangikan Jokowi-JK.
Yuganur memperkirakan, IHSG hari ini akan bergerak pada rentang support5.190-5.156 dan resistance 5.251-5.285. Cermati saham TLKM, PTBA, SMGR, dan BBRI.

Bursa Asia muram di awal perdagangan

Bursa Asia melemah dan mendorong indeks regional terjerembap untuk hari ketiga. Bursa Jepang yang kembali bergerak setelah kemarin libur juga terkoreksi. 
MSCI Asia Pacific Index tuurn 0,4% pada pukul 9.24 waktu Tokyo. Indeks Topix di Jepang terkoreksi sampai 0,7%, beriringan dengan penguatan yen terhadap dollar Amerika Serikat (AS). 
IS&P/ASX 200 Index di Australia juga merosot 0,7%. Penurunan ini terimbas harga bijih besi, komoditas ekspor utama Australia yang turun 0,5% ke US$ 79,69 per metrik tron di Qingdao China kemarin.
Indeks Kospi di Seoul Korea Selatan turun 0,2%. Sementara Bloomberg China-US Equity yang melihat saham-saham asal Tiongkok di bursa AS turun 0,1%, terseret Alibaba yang turun untuk hari kedua. 
Data manufaktur di berbagai wilayah dan rencana AS mengetatkan aturan pajak inversi, menjadi salah satu pelemah bursa. Hari ini pasar juga kan memperhatikan indeks kepercayaan pebisnis di Jerman, setelah Markit Economics mencatat penurunan indeks manufaktur di negara perekonomian terbesar di Eropa itu.   

Bursa AS terjegal aturan baru pajak inversi

Bursa Amerika Serikat ditutup dengan pelemahan untuk perdagangan Selasa (23/9). Penurunan dipimpin saham-saham kesehatan di tengah pengetatan aturan inversi baru.
Standard & Poor's Index turun untuk hari ketiga, menutup perdagangan kehilangan 0,6% menjadi 1.982,77 pada pukul 4 sore waktu setempat. Dow Jones Industrial Average juga merosot 116,81 poin atau 0,7% ke 17.055,87. 
Bursa yang memperdagangkan saham-saham lebih kecil, Russell 2000 Index juga merosot untuk hari ketiga, sebesar 0,9%. Sebanyak 6,1 miliar saham diperdagangkan di bursa AS, 8,4% lebih ramai dibanding rata-rata harian dalam tiga bulan terakhir. 
Kementrian keuangan AS membuat aturan pajak inversi baru, berlaku untuk perusahaan yang hendak melakukan merger dan akuisisi per kemarin. Aturan ini akan memperberat syarat bagi perusahaan AS yang ingin mencaplok atau merger dengan perusahaan asing, dan berpotensi memindahkan arus kas ke luar negeri yang lebih ramah pajak, misalnya ke Irlandia atau Belanda.  
Pengetatan aturan ini mendukung rencana Barack Obama yang ingin menjegal pajak lari dari AS, dan akan berimbas sedikitnya pada delapan perusahaan yang sedang mendekati perusahaan asing. 
Berbagai perusahaan kesehatan rontok di bursa AS kemarin. AbbVie turun 2% setelah Juli lalu setuju membeli Shire Plc di Dublin dan berencana memindahkan alamat pajaknya ke Irlandia. Medtronic juga turun 2,9%, sementara pemasok alat kesehatan Codivien Plc asal Irlandia yang ingin diakuisisinya turun 2,5%. 
Abbott Laboratories turun 2,1%. Myland Inc Juli lalu mengatakan setuju membeli bisnis generik Abbott dan akan mendirikan perusahaan patungan di Belanda untuk memangkas pajak. Myland terkoreksi 0,2%. 
"Pasar akan konsoliddasi sampai kita melihat jelas apakah tren penurunan sudah terjadi. Urusan pajak inversi juga mempengaruhi pasar untuk jangka pendek," kata Sam Turner, Fund Manager di Riverfront Investment Group LLC. 
Pasar juga memperhatikan konflik geopolitik sementara AS dan aliansi negara Arab kemarin melancarkan serangan pada ISIS di Syria dan perbatasan Irak. 
Perhatian pasar pada masalah pajak baru ketidakpastian konflik geopolitik ini menutup sentimen positif data ekonomi AS. Kemarin, dalam hitungan awal, Markit Economics melihat indeks manufaktur AS berekspansi hingga level 57,9 pada bulan September, tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Bursa China berlari bermodal data manufaktur

Pasar saham China bertenaga setelah data manufaktur HSBC-Makit menunjukkan potensi perbaikan sektor manufaktur. Investor juga melanjutkan spekulasi pemerintah akan memberikan kelonggaran kebijakan terkait sektor perumahan. 
Shanghai Composite Index menguat 0,7% ke 2.305,17 pada pukul 13.04 waktu setempat. Sementara Hang Seng China Enterprise yang memperdagangkan saham-saham daratan di Hong Kong naik 0,4% ke 10.635,36. 
HSBC-Markit mengumumkan data awal manufaktur China untuk bulan September. Hasilnya, PMI China sebesar 50,5, lebih baik ketimbang bulan lalu 50,2. 
Meski belum final, data awal HSBC-Markit menyegarkan pasar. Data perumahan China menunjukkan, harga properti hanya naik di 2 dari 70 kota setempat. Pekan lalu, pemerintah juga menunjukkan investasi asing langsung bulan Agustus turun ke level terendah dalam empat tahun terakhir.

Harga emas sulit lolos dari tren turun

Harga emas bertahan di atas level terendahnya selama 8 bulan terakhir. Sepekulasi akan adanya kenaikan permintaan emas fisik membantu harga logam mulia tak jatuh lebih dalam. 
Harga emas untuk pengiriman segera diperdagangkan di US$ 1.218,44 pada pukul 11.21 waktu Singapura. Kemarin, emas turun ke US$ 1.208,40, level terendahnya sejak tanggal 2 Januari. 
Menurut Barclays Plc, permintaan emas fisik meningkat lantaran harganya sudah lebih murah. Permintaan di China dan India, dua pembeli emas terbesar, biasanya meningkat di kuartal IV sebelum musim festival dan musim pernikahan. 
Namun, harga emas tetap tertekan. Perekonomian Amerika Serikat yang membaik dan mendorong penguatan dollar AS tetap menjaga harga emas di bawah. "Meskipun permintaan naik dari harga terendahnya, tapi tetap tidak cukup untuk mendorong harga," kata Huang Wei, analis di Huatai Great Wall Futures Co, di Shanghai. 
Harga emas untuk pengriman Desember diperdagangkan pada US$ 1.218,50 per ons troi di bursa Comex di New York, dari US$ 1.217,90 kemarin. Harga emas kemarin sempat terkoreksi sampai US$ 1.208,80, terendah sejak Januari. 
Harga perak menguat tipis 0,1% ke US$ 17,758 per ons troi setelah kemarin melemah ke US$ 17,3491, level terendahnya sejak Juli 2010.

China jauhi stimulus, Bursa AS ditutup melemah

 Bursa Amerika Serikat menutup perdagangan hari Senin (22/9) dengan pelemahan. Pemerintah China yang mengandaskan harapan pasar akan stimulus, serta penurunan sektor perumahan AS menjadi penekan bursa. 
Standard & Poor's 500 Index mengalami penurunan terbesarnya sejak 5 Agustus lalu, dengan pelemahan 0,8% pada pukul 16.00 waktu setempat. 
Russel 2000 Index yang memperdagangkan saham-saham lebih kecil merosot sampai 1,5%. ini merupakan penurunan terbesar dalam tujuh pekan. 
Bursa AS kehilangan tenaga setelah Menteri Keuangan China Lou Jiwei mengatakan, tekanan terhadap pertumbuhan sudah mulai berkurang dan tidak akan ada perubahan kebijakan besar untuk merespon setiap indikator ekonomi. Negara-negara yang bergabung dalam G-20 juga mengakui, rendahnya suku bunga membawa risiko pada pasar finansial karena mayoritas ekonomi bergantung pada stimulus. 
Selain itu, sektor perumahan AS juga melandai dan memberi sentimen negatif bursa. S&P Index untuk sektor pengembang properti turun 2,6%. Ini seiring dengan data National Association of Realtors yang menunjukkan penjualan rumah seken bulan Agustus turun 1,8% year on year menjadi 5,05 juta.
Penurunan bursa AS juga bersamaan dengan acuan indeks lainnya, MSCI All-country World Index yang turun 0,8%, serta MSCI Emerging Markets Index yang merosot 1,3%. 

Bedah strategi investor kawakan

Seolah sudah menjadi tabiat, pasar saham selalu bergerak naik turun bak  roller coaster. Terlebih saat banyak isu berseliweran seperti saat ini. 
Lirik saja, setelah dua kali menyentuh rekor baru di bulan ini, IHSG kemarin bergerak ke 5.219,80 atau menyusut 0,51% dibandingkan posisi rekor 5.246,48.
Di saat pasar berfluktuasi seperti sekarang, investor condong wait and see. Sejumlah investor kawakan pun menyikapi arah pasar yang belum pasti ini. 
"Saya memilih tak aktif dulu, memperbanyak kas sembari menunggu perkembangan isu," kata Prodjo Sunarjanto, salah satu investor saham papan atas, kepada KONTAN, kemarin (22/9).
Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) ini menyatakan, ada beberapa isu yang kini ia cermati. Isu paling utama tentu susunan kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla beserta arah kebijakan BBM bersubsidi. Pemerintah baru harus mengambil kebijakan yang jelas terkait pengurangan subsidi BBM. 
Investor kawakan lain, Surahman Durahman alias Eyang Ratman mengaku membagi portofolio menjadi dua bagian, yakni jangka pendek dan jangka panjang. 
Investasi jangka panjang memegang porsi 80% dan jangka pendek 20%. “Trading sebagian kecil saja. Sebagian besar diinvestasikan. Jadi kalau yang jangka pendek rugi, tidak habis,” ucap dia.
Untuk trading, Eyang Ratman memilih saham likuid dan fluktuasi harganya bagus. Untuk tenor panjang, dia memilih perusahaan berfundamental bagus. 
Dari emiten berkapitalisasi besar, Eyang Ratman menyaring lagi menjadi yang terbaik. Saham pilihannya antara lain JSMR, KLBF, BBRI, SMGR.
Investasi jangka panjang juga menjadi prinsip Lo Kheng Hong. Dalam menentukan pilihan, dia tak mengaitkan dengan kondisi IHSG maupun makroekonomi. “Saya melihat kinerja perusahaan,” ujar dia.
Seringkali, Kheng Hong mencari saham yang tak disukai orang, sehingga harganya rendah. Misalnya, kini emiten sektor pertambangan batubara menjadi pilihannya karena mayoritas investor cenderung menjauhi saham ini. 
Lagi pula, harga sahamnya jatuh cukup dalam. Ia tak menyentuh saham konstruksi dan infrastruktur, karena harga saham kedua sektor itu selangit.
Meski begitu, Kheng Hong menyebutkan perlu daya tahan untuk dapat berinvestasi jangka panjang. Bahkan, dia pernah menyimpan suatu saham sampai sembilan tahun. Justru langkah inilah yang membuat keuntungan Kheng Hong menggunung.
Adapun trader saham, Wahyu Trenggono, mengaku ia biasa menguasai suatu saham sekitar dua pekan sampai sebulan. Cuan yang diincar hanya 2%-3%. "Kalau lihat 3% bisa ditempuh dalam waktu sepekan, dalam setahun itu ada 52 minggu, berarti setahun 156%," ungkap dia.    

MI andalkan saham big cap

 Untuk mengisi aset dasar reksadana sahan, sejumlah manajer investasi (MI) mengandalkan saham-saham berkapitalisasi besar (big cap). Imbal hasil saham-saham big cap lebih tinggi sehingga diminati investor.
Tengok saja Schroder Dana Prestasi Plus, reksadana saham besutan PT Schroder Investment Management Indonesia. Presiden Direktur Schroder Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan, mayoritas dana kelolaan produk ini  pada saham-saham big cap.
Strategi ini demi mengurangi  kinerja di bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). “Prestasi Plus, dengan investment guidelines kita taruh di  large cap, merupakan produk Schroder yang size (dana kelolaan) terbesar,” ujar Michael.
Per Agustus 2014, total dana kelolaan produk ini Rp 8,44 triliun. Pada periode itu, total dana kelolaan reksadana (tidak termasuk Kontrak Pengelolaan Dana/KPD) Schroder Indonesia Rp 38 triliun. Artinya, 22% dari seluruh dana kelolaan Schroder Indonesia nyemplung ke big cap.
Schroder menargetkan di akhir tahun dana kelolaan reksadana ini sebesar Rp 220 triliun, naik 2,64% dibandingkan  Agustus 2014 yang sebesar Rp 214,34 triliun.
Head of Investment AAA Asset Management Siswa Rizali menghitung, sejak akhir  2013-Agustus 2014, total imbal hasil rata-rata (return) saham big cap mencapai 27,59%. Sedangkan pada medium cap maupun small cap masing-masing hanya 18% dan 19,29%. “Saham large cap memberikan capital gain dan dividen yield lebih besar,” ujar Rizali.
Menurutnya MI bisa lebih mudah memilih aset dasar berdasarkan kapitalisasi pasar ketimbang sektoral, lantaran belum tentu memberi capital gain serta dividen yield  lebih besar.
Reksadana saham di AAA Asset Management menempatkan 50% dana kelolaan di saham big cap. Rizali bilang porsi penempatan pada satu emiten bisa mencapai 8% dari total dana kelolaan. Sedangkan penempatan pada emiten medium cap maksimal 4%.
Salah satu produknya, AAA Enhanced Strategy per Agustus 2014 mengumpulkan dana kelolaan Rp 121,8 miliar dan  menjadi produk reksadana AAA Asset Management dengan dana kelolaan terbesar.
Mandiri Manajemen Investasi (MMI) juga melakukan strategi serupa. Tapi Direktur MMI Wendy Isnandar bilang, tetap ada reksadana saham yang fokus pada medium dan small cap seperti, Mandiri Dynamic Equity.  MMI memiliki 13 produk reksadana saham. Sekitar 70%-80% dana kelolaan di saham big cap.

Bursa Asia turun menunggu data PMI China

Bursa Asia melandai untuk hari kedua di Selasa pagi (23/9). Di luar bursa Jepang yang sedang libur, MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun 0,3% pada pukul 8.54 waktu Hong Kong. 
Indeks S&P/ASX 200 turun 0,4% dan diperdagangkan dekat dengan level terendahnya selama tujuh bulan terakhir. Kospi di Korea Selatan juga turun 0,4%. Sementara NZX 50 Index di Selandia Baru terkoreksi 0,3%. 
"HSBC China PMI akan menjadi perhatian utama hari ini. Ekonomi China secara tak terduga melunak beberapa bulan terakhir dan ini yang memicu harapan akan adanya stmulus," kata Raiko Shareef, Markets Strategist di Bank of New Zealand Ltd, Wellington. 
Hari ini, HSBC Holdins Plc/Markit Economics akan mengumumkan hasil hitungan awal indeks manufaktur China (PMI). Ini akan menjadi kisi-kisi terhadap data manufaktur resmi yang diumumkan pemerintah. HSBC diperkirakan mengumumkan PMI China di level 50 untuk bulan September, turun dari 50,2 di bulan lalu. 
Sementara itu, Menteri Keuangan China Lou Jiwei kemarin mengumumkan tidak akan mengubah kebijakan ekonomi, dan mengandaskan harapan pasar akan adanya stimulus. Bursa Hong Kong kemungkinan terkoreksi, mengacu pada Futures Hang Seng Index yang turun 0,5%.
 
© 2009 PT Rifan Financindo Berjangka Medan | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan