Inflasi Jepang Oktober Melambat

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Pertumbuhan harga konsumen Jepang melambat pada bulan ke-3 secara berturut-turut, memberikan tantangan bagi upaya Gubernur BOJ (Bank of Japan) Haruhiko Kuroda guna memicu naiknya inflasi.

Harga konsumen diluar makanan segar pada bulan Oktober tumbuh sebesar 2.95 dari awal tahun ini, menurut rilis data dari biro statistik hari ini di Tokyo, angka tersebut sesuai dengan proyeksi rata-rata pada survey Bloomberg News dari para ekonom. Mengabaikan dampak kenaikan pajak penjualan pada April lalu, inflasi inti (core) -- dari BOJ sebesar 0.9%.

Turunnya harga minyak mempersulit upaya kenaikan inflasi pada perekonomian yang kuartal lalu jatuh ke zona resesi. Angka inflasi merupakan data terakhir yang menunjukkan perubahan harga konsumen menjelang pemilu bulan depan, dengan Perdana Menteri Shinzo Abe mencari mandate baru bagi strategi pertumbuhan ekonomi.

Kuroda menyatakan bahwa tidak ada pembatasan guna mendorong BOJ mencapai target inflasi sebesar 2% setelah dia pada bulan lalu memimpin dewan terpisah guna menaikkan stimulus.

Sementara itu yen melemah 0.25 terhadap dollar ke level 117.93 pukul 8:34 pagi waktu Tokyo. (bgs)

Sumber: Bloomberg

Saham Jepang Meningkat Terkait Investor Kaji Data Eonomi, Minyak Makin Melemah

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA : Saham jepang naik dikarenakan para investor mengkaji data ekonomi serta penurunan harga minyak pasca OPEC tidak mengambil langkah untuk mengurangi produksi minyak dunia.
Indeks Topix naik sebesar 0.5% ke level 1.389 pada 09.01 pagi di Tokyo, dengan semua kecuali 3 dari 33 sub industri naik. Indeks tersebut menuju penurunan sebesar 0.2% pekan ini dan naik 4.8% di November. Nikkei 225 Stock Average naik 0.5% ke level 17,330.84 hari ini. Sementara yen turun 0.1% ke level 1117.88 per dolar..
Laporan di Tokyo kemarin menunjukkan harga konsumen Jepang naik 2,9% dari tahun sebelumnya pada bulan Oktober, sementara pengeluaran rumah tangga turun 4%. Tingkat pengangguran turun sampai 3,5% dari 3,6% sedangkan penjualan ritel tiba-tiba menurun 1,4% dari September dan produksi industri naik 0,2% dalam sebulan terakhir, mengalahkan perkiraan untuk kontraksi sebesar 0,6%.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) jatuh 6,3% menjadi $69.05 per barel dalam perdagangan elektronik, dan Brent jatuh ke terendah sejak 2010. OPEC mempertahankan produksi minyak sebanyak 30 juta barel sehari pada pertemuan di Wina, menolak permintaaan Venezuela yang memangkas pasokan diperlukan untuk membendung penurunan harga minyak menuju bear market di tahun ini.
Sampai kemarin, Indeks Topix naik sebesar 18% pada 17 Oktober dari level terendahnya setelah bank sentral meningkatkan pelonggaran kuantitatif dan dana pensiun Jepang senilai $1.1 triliun untuk membeli lebih banyak unit saham.(yds)

Sebagian Besar Saham Asia Meningkat ditopang oleh Penguatan Saham Jepang

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA : Sebagian besar saham Asia menguat seiring ekuitas Jepang menguat karena para investor menimbang rilis data ekonomi termasuk data inflasi. Saham energi pimpin kerugian pasca harga minyak anjlok.
Hampir dua saham naik untuk setiap saham yang jatuh pada indeks MSCI Asia Pacific, yang naik kurang dari 0,1 persen ke level 140,84 pukul 09:05 pagi di Tokyo. Indeks menuju penguatan mingguan sebesar 0,6 persen, pengupas penurunan bulanan menjadi 0,7 persen. Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,8 persen karena yen melemah untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir. Pasar financial AS ditutup kemarin untuk libur Thanksgiving.
Indeks Asia-Pacific rebound sebesar 5,3 persen dari level terendahnya pada 17 Oktober lalu melalui kemarin pasca Bank of Japan (BoJ) memperluas pembelian obligasi, China memangkas suku bunga dan tumbuhnya spekulasi Bank Sentral Eropa (BOE) akan mengambil langkah-langkah untuk menambah stimulus. Presiden ECB Mario Draghi mengatakan kemarin bank terbuka untuk membeli berbagai aset untuk memperluas kebijakan pelonggaran.
Indeks harga konsumen Jepang melambat untuk bulan ketiga berturut-turut di tengah penurunan harga minyak, menantang upaya BOJ untuk meningkatkan laju inflasi. Pertumbuhan CPI tidak termasuk makanan jatuh pada bulan Oktober menjadi 2,9 persen dari tahun sebelumnya dari 3 persen pada bulan sebelumnya. Penjualan ritel naik sebesar 1,4 persen dari tahun sebelumnya pasca meningkat sebesar 2,3 persen pada September. Ekonomi Jepang jatuh ke dalam resesi pada kuartal terakhir setelah kenaikan pajak penjualan April lalu sehingga meredam belanja konsumen. Produksi industri secara tidak terduga meningkat. (izr)
Sumber: Bloomberg

Mayoritas Saham Asia Turun Terkait Pelemahan Jepang, Minyak Turun

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA : Mayoritas saham Asia jatuh karena saham Jepang melemah terkait penguatan yen serta penurunan minyak yang membebani perusahaan energi.
Sekitar tiga saham turun untuk setiap dua saham yang menguat di Indeks MSCI Asia Pacific, dimana mengalami stagnansi di level 141,34 pada 09:03 pagi di Tokyo. Indeks Standard & Poor 500 naik 0,3% menuju rekor terbarunya kemarin menjelang libur Thanksgiving karena para investor mengkaji data ekonomi.
Indeks Topix Jepang turun 0,3 persen karena yen menguat untuk hari ketiga diperdagangkan pada 117,64 per dolar. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,5 persen. Australia S & P / ASX 200 Index naik 0,2 persen, sementara NZX 50 Index Selandia Baru tergelincir 0,1 persen. Pasar di Hong Kong dan China belum membuka.
Indeks Asia-Pacific rebound 5,7% dari level terendah pada 17 Oktober sampai kemarin karena Bank of Japan yang meningkatkan stimulus, China memangkas suku bunga acuan serta tumbuhnya spekulasi bahwa BOE akan mengambil langkah-langkah stimulus.
Sementara tingkat keyakinan konsumen AS naik ke lebih dari tujuh tahun terakhir pada November sebagai pandangan Amerika 'keuangan mereka ditingkatkan dengan baik menuju ke musim belanja liburan. Sebuah laporan terpisah menunjukkan bahwa belanja konsumen naik pada bulan Oktober pada laju yang sama dengan pendapatan, menunjukkan pengeluaran rumah tangga tinggal dalam batas kemampuan mereka sebagai musim liburan-belanja dimulai.(yds)
Sumber: Bloomberg

Investor Timbang Data Ekonomi AS, Saham Jepang Jatuh untuk Hari Kedua

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Saham Jepang jatuh untuk hari kedua karena yen menguat dan investor menimbang data ekonomi AS. Saham perusahaan eksplorasi minyak pimpin kerugian dan perusahaan pengirim meningkat seiring minyak mentah memperpanjang penurunannya dari level empat tahun terendah.
Indeks Topix tergelincir sebesar 0,3 persen ke level 1,402.03 pukul 09:05 pagi di Tokyo, 28 saham dari 33 saham sub industri melemah. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun sebesar 0,4 persen ke level 17,317.47. Yen menguat sebesar 0,1 persen ke level 117,67 per dolar, penguatan untuk hari ketiga.
Indeks Standard & Poor 500 naik sebesar 0,3 persen ke rekor kemarin di tengah optimisme ekonomi AS yang menunjukkan kekuatan yang cukup menahan perlambatan ekonomi global. Kontrak pada indeks S&P 500 bergerak mendatar hari ini.
Tingkat Kepercayaan konsumen AS naik ke level tertinggi lebih dari tujuh tahun terakhir pada bulan November dan belanja konsumen naik pada bulan Oktober pada kecepatan yang sama dengan pendapatan, menunjukkan sektor rumah tangga tetap pada batas kemampuan mereka seiring dimulainya musim liburan-belanja.
Pesanan untuk peralatan bisnis AS seiring mesin dan peralatan listrik tiba-tiba menurun pada bulan Oktober, sementara klaim pengangguran meningkat pada pekan yang berakhir 22 November lalu ke level tertinggi sejak awal September lalu. Penjualan Rumah baru di AS melambat dari perkiraan bulan lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Berkah pidato Kuroda efek, yen perkasa

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Yen menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia, merespons pidato Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) Haruhiko Kuroda. Ia menyebutkan, inflasi Jepang tahun depan bisa mencapai 2%. Mengutip Bloomberg, Selasa (25/11) pukul 17.59 WIB, pasangan USD/JPY turun tipis 0,08% dibandingkan hari sebelumnya menjadi 118,18. EUR/JPY melorot 0,11% menjadi 146,99. Sedangkan AUD/JPY merosot 0,89% menjadi 101,012.
mata uang Jepang rebound terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Hal ini didukung ucapan Kuroda terkait target inflasi. Kuroda juga bilang, ekspor semakin meningkat, dampak gelontoran stimulus sejak Oktober lalu.
USD/JPY akan kembali menguat menunggu indikator perekonomian Amerika Serikat. Seperti data tingkat kepercayaan konsumen dan produk domestik bruto (PDB) AS. Untuk pasangan EUR/JPY, 

Bursa Asia mendaki untuk hari keempat

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA: Bursa Asia dibuka melaju pada transaksi perdagangan hari ini (26/11). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.03 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1% menjadi 140,90. Dalam tiga hari terakhir, indeks acuan di kawasan regional ini sudah melaju 1,1%.
Saham-saham berbasis bahan baku dasar dan alat-alat kesehatan mencatatkan kenaikan dan menyokong indeks acuan regional pagi ini. Sentimen tersebut mampu mengimbangi penurunan indeks Topix di tengah penguatan yen.
Asal tahu saja, indeks Topix Jepang pagi ini menurun 0,3% akibat penguatan yen atas dollar AS sebesar 0,1% menjadi 117,81 per dollar. Kemarin, yen juga mencatatkan penguatan sebesar 0,3%.
Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,1%, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,9%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,3%.
Adapun indeks futures Hang Seng Hong Kong dan Hang Seng China Enterprises Index masing-masing turun 0,1% pagi ini.
Sentimen lain yang diprediksi akan mempengaruhi bursa Asia adalah harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) yang pagi ini melorot ke level terendah dalam empat tahun terakhir. Penurunan harga minyak terjadi setelah sejumlah negara anggota OPEC gagal menyepakati pemangkasan produksi minyak sebelum berlangsungnya pertemuan OPEC esok hari (27/11).

Harga minyak kian anjlok di pasar Asia

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA: Harga kontrak minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kembali menurun untuk hari ketiga pada transaksi perdagangan hari ini (26/11). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.28 waktu Tokyo, harga kontrak minyak WTI turun 0,3% menjadi US$ 73,87 sebarel. Pada dua sesi sebelumnya, harga kontrak yang sama merosot 2,2% ke level terendah sejak September 2010.
Harga minyak melanjutkan penurunan kemarin seiring kecemasan pelaku pasar bahwa anggota Organization Petroleum Exporting Countries akan gagal untuk menyepakati pemangkasan produksi saat mereka menggelar di Austria esok hari (27/11).
Sebelumnya, perundingan tertutup antara Venezuela, Arab Saudi, Meksiko, dan Rusia gagal menghasilkan kesepakatan mengenai penurunan angka produksi di tengah merosotnya harga minyak.
Selain itu, disinyalir harga minyak juga akan dipengaruhi sejumlah faktor. Di antaranya dirilisnya data kepercayaan pelaku bisnis kecil di Jepang dan Inggris akan merilis update terakhir data Produk Domestik Bruto (PDB) mereka.
"Kita memiliki gambaran yang beragam. Kita akan melihat pasar akan bergerak volatil. Namun, adanya penurunan akan menjadi kesempatan untuk melakukan aksi beli," jelas Chris Weston, chief market strategist IG Ltd di Melbourne.

S&P 500 belum lelah cetak rekor!

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA: Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS ditutup di zona positif pada transaksi tadi malam (24/11). Kondisi itu menyebabkan indeks acuan AS kembali mencetak rekor tertingginya di sepanjang masa.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 naik 0,3% ke level 2.069,41, level tertingginya sepanjang masa. Sedangkan indeks Dow Jones ditutup naik 0,1% menjadi 17.817,90, yang juga merupakan rekor baru.
Kenaikan bursa AS terjadi di tengah spekulasi bahwa bank sentral Eropa (ECB) akan membeli obligasi pemerintah untuk menyokong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, investor juga optimistis dengan perekonomian AS yang semakin membaik. Dari China, pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Negeri Panda itu juga menjadi kejutan positif bagi pelaku pasar.
"Kenaikan tadi malam masih merupakan dampak dari pernyataan Draghi tentang komitmennya untuk menaikkan inflasi di Eropa. Selain itu, aksi bank sentral China memangkas suku bunga juga menjadi perhatian pelaku pasar," jelas Robert Pavlik, chief market strategist Banyan Partners LLC di New York.
sumber : bloomberg

Harga emas berakhir melempem di bawah US$ 1.200

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Harga kontrak emas dunia ditutup dengan penurunan pada transaksi Senin (24/11) di New York. Data Reuters menunjukkan, harga emas di pasar spot berakhir dengan penurunan 0,2% menjadi US$ 1.198 per troy ounce. Pada Jumat (21/11) lalu, harga emas sempat menyentuh posisi tertingginya dalam tiga pekan terakhir di level US$ 1.207,70 per troy ounce.
Sedangkan harga kontrak emas berakhir dengan penurunan US$ 2 menjadi US$ 1.195,70 per troy ounce.
"Terjadinya kenaikan di posisi tertinggi dalam tiga pekan pada Jumat lalu hanya merupakan pause atau berhenti sejenak pada tren penurunan harga. Memang benar komunitas spekulator sudah kembali namun gambaran makro secara garis besar belum berubah, AS akan menaikkan suku bunganya pada tahun depan dan ada kemungkinan pelaksanaannya lebih cepat dari prediksi pasar. "Hal itu akan menekan harga emas," Faktor lainnya adalah pelemahan dillar sebesar 0,2% terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Kendati demikian, dollar masih diperdagangkan mendekati level tertingginya dalam empat tahun terakhir.
SUMBER : kontan.co.id

Jelang rapat OPEC, harga minyak merangsek naik

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA: Sepekan terakhir, harga minyak mentah menguat. Spekulasi hasil pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada 27 November 2014 menyebabkan harga minyak menghangat. Ada dugaan, OPEC bakal memangkas produksi minyak tahun depan.
Mengutip Bloomberg, Senin (24/11) pukul 15.30 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Januari 2015 di New York Merchantile Exchange (Nymex) naik 0,08% menjadi US$ 76,57 per barel. Sepekan, harga beringsut 1,2%.
Spekulasi muncul setelah Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh dikabarkan bertemu Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Al-Naimi dan mengusulkan agar OPEC memangkas pasokan 1 juta barel per hari. Anggota OPEC merupakan pemasok sekitar 40 % minyak dunia. Di bulan Oktober lalu, mereka menghasilkan 30,97 juta barel per hari. Berturut-turut selama lima bulan terakhir, produksi OPEC melebihi kuota kolektif yang disepakati pada Januari 2012, yakni 30 juta barel per hari.
Kendati harga naik,  harga minyak masih tertekan. Kenaikan harga karena spekulasi pemangkasan produksi. Kendati OPEC memangkas produksi, tidak akan sertamerta mengerek harga si emas hitam. Perlambatan ekonomi di kawasan Eropa dan Asia akan mempengaruhi permintaan komoditas. “Kalau permintaan melambat, harga sulit naik,”. Harga cenderung konsolidasi menunggu hasil pertemuan OPEC.
SUMBER : kontan.co.id

Penguatan euro terbatas

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Membaiknya indikator perekonomian Jerman mendongkrak nilai tukar euro (EUR). Alhasil, mata uang negara benua biru itu menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia lain. Mengutip Bloomberg, Senin (24/11) pukul 20.00 WIB, pasangan EUR/USD naik 0,16% dibanding hari sebelumnya menjadi 1,2411. Lalu, pairing EUR/AUD juga naik 0,68% ke posisi 1,4387. Bahkan, pasangan EUR/JPY naik 0,55% menjadi 146,80.
Pelaku pasar merespons positif iklim bisnis Jerman. Kemarin (24/11), German Ifo Business Climate bulan November 2014 sebesar 104,7, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya di angka 103,2. Angka tersebut juga melampaui ekspektasi analis, yakni hanya 103. Data itu menunjukkan tingkat kesehatan ekonomi dan bisnis di Jerman membaik. Apalagi, Negeri Bavaria tersebut merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Zona Euro. penguatan EUR terhadap USD bersifat sementara. Ke depan, pasangan EUR/USD masih rawan turun. Akhir pekan lalu, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi menyatakan bakal terus mengucurkan stimulus demi mengatasi deflasi di Eropa.
"Euro akan sulit mencapai penguatan, karena mata uang ini berbasis pada 18 negara yang tidak semua perekonomiannya cukup kuat," papar Daru. Di sisi lain, otot dollar AS lebih berpeluang menguat. Ini lantaran, beberapa bank sentral seperti di China dan Jepang juga menerapkan pelonggaran moneter (quantitative easing). Efeknya bisa memicu penguatan USD, sehingga EUR akan tertekan.
selain karena iklim bisnis Jerman membaik, kenaikan pasangan EUR/AUD juga lantaran terjadi aksi bargain hunting pasca penurunan cukup tajam pekan sebelumnya. Di sisi lain, belum ada data ekonomi yang bisa mendongkrak aussie. Meski demikian prospek pasangan ini masih bearish. Soalnya, ECB berencana menerapkan pelonggaran moneter dengan membeli obligasi. Sedangkan, prospek AUD lebih bagus dalam jangka panjang. Maklum, China memangkas suku bunga untuk mendongkrak pertumbuhan ekonominya.
SUMBER ; kontan.co.id

China Pangkas Suku Bunga, Bursa Saham Asia Naik Hari Kedua

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Saham Asia naik untuk hari kedua pasca indeks AS mencapai rekor yang tak terduga seiring China memangkas suku bunga acuan sehingga memicu optimisme dalam perekonomian global.
Indeks MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang naik 0,5% menjadi 475,75 pada 09:02 pagi di Seoul. China menurunkan suku bunga pekan lalu, bergabung dengan Bank Sentral Eropa dan Bank of Japan dalam mengumumkan stimulus baru.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 1%. Indeks Australia S&P/ASX 200 naik 1,4%. Indeks NZX 50 Selandia Baru stagnan. Sementara itu pasar saham Jepang ditutup untuk hari libur. Kontrak pada indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 2,1% pada sesi perdagangan terbarunya, dengan pasar tunai belum dibuka untuk hari ini. Kontrak pada indeks Hang Seng China Enterprises naik 3,2%.
China memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Juli 2012 dikarenakan pemerintah meningkatkan dukungan bagi perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut. Satu tahun suku bunga pinjaman berkurang 0,4% menjadi 5,6%, sedangkan suku bunga deposito satu tahun diturunkan oleh 0,25 persentase poin menjadi 2,75%, dikatakan oleh People™s Bank of China (PBOC) di situsnya pada 21 November.(yds)
Sumber: Bloomberg

Euro Mendekati Level Dua Tahun Terendah Jelang Rilis Data Jerman

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA MEDAN: Euro mendekati level terendah dalam dua tahun terakhir terhadap dolar jelang rilis data Jerman yang diperkirakan akan menunjukkan tingkat kepercayaan bisnis turun untuk bulan ketujuh.
Euro jatuh terhadap mata uang utama pada jumat lalu pasca Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan para pejabat "akan melakukan apa yang harus dilakukan" untuk menaikkan inflasi. Yen Jepang naik 1 persen dari level terendah dalam tujuh tahun terakhir terhadap dolar seiring jejak pendapat menunjukkan Partai Perdana Menteri Shinzo Abe memiliki dukungan terkuat pasca ia mengumumkan akan mempercepat pemilu. Aussie naik untuk hari ketiga setelah pemotongan suku bunga China pada akhir pekan lalu.
Euro jatuh sebesar 0,2 persen ke level $1,2373 pukul 07:51 di Singapura dari level pada jumat lalu yang turun sebesar 1,2 persen ke level $1,2358 pada 7 November, terendah sejak Agustus 2012 lalu. Euro melemah sebesar 0,2 persen ke level 145,68 yen.
Yen stagnan pada level 117,74 per dolar. Yen mencapai level 118,98, level terlemah sejak Agustus 2007 lalu pada 20 November kemarin,
Pasar financial Jepang ditutup untuk libur publik.
Indeks iklim bisnis lembaga Ifo Jerman, berdasarkan survei terhadap 7.000 eksekutif, turun ke level 103,0 dari level 103,2 pada bulan Oktober, menurut estimasi ekonom dalam survei Bloomberg News. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Pertahankan Penguatan, Meningkat di atas level $1.200 Terkait suku bunga China

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA:Emas ditransaksikan atas level $1.200 per ons pada hari Senin, mempertahankan keuntungan dari sesi sebelumnya di tengah harapan bahwa pemangkasan suku bunga di China akan meningkatkan permintaan konsumen atas terhadap emas batangan.
Spot emas stabil di level level $1,202.20 per ons pukul 07:28 di Singapura, pasca naik sebesar 0,6 persen pada hari Jumat.
Emas mendapat dorongan dari short-covering pasca China tiba-tiba memangkas suku bunganya pada hari Jumat, meningkatkan upaya untuk mendukung perekonomian terbesar kedua di dunia karena ekonomi mengarah ke arah ekspansi paling lambat dalam hampir seperempat abad, dibebani oleh besarnya beban hutang.
Pemimpin China dan bank sentral bersiap untuk menurunkan suku bunga lagi dan juga melonggarkan pembatasan pinjaman, khawatir bahwa penurunan harga bisa memicu lonjakan default utang, kegagalan bisnis dan kehilangan pekerjaan, kata sumber-sumber yang terlibat dalam pembuatan kebijakan.
Bullion juga mendapat dukungan dari komentar dari Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi yang membuka pintu untuk langkah-langkah lebih drastis untuk mencegah zona euro tergelincir ke dalam deflasi.
Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan perlambatan ekonomi. (izr)
Reuters: Reuters

Penurunan harga dongkrak pembelian fisik emas

Harga kontrak emas dunia mendaki pada penutupan Kamis (20/11). Berdasarkan data Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi US$ 1.191,44 per troy ounce. Sementara, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun US$ 3 menjadi US$ 1.190,90 per troy ounce.
Kenaikan harga emas terjadi setelah data menunjukkan adanya kenaikan inflasi. Investor emas memang sangat menanti data yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan tekanan terhadap inflasi semakin naik pada Oktober. Meski demikian, faktor itu juga mendongkrak ekspektasi akan dilakukannya kenaikan suku bunga AS pada pertengahan 2015 oleh the Federal Reserve.
Selain itu, penurunan harga emas sehari sebelumnya sebesar 1% memicu pembelian fisik emas oleh buyer Asia yang sangat sensitif terhadap harga. Para trader emas mengatakan ketertarikan investor Asia terhadap emas melonjak setelah harganya jatuh ke level terendah yakni US$ 1.175 per troy ounce.
"Kami melihat adanya kenaikan permintaan fisik emas setelah penurunan tajam dalam beberapa pekan terakhir," jelas David Meger, director of metals trading Vision Financial Marlets di Chicago.

Data AS mengerek harga minyak sebesar US$ 1

Harga kontrak minyak dunia jenis West Texas Intermediate berakhir dengan kenaikan sebesar US$ 1 menjadi US$ 75,88 per barel pada transaksi tadi malam (20/11). Sedangkan harga kontrak minyak Brent naik US$ 1,26 menjadi US$ 79,36 per barel.
Kenaikan harga minyak terdorong oleh data ekonomi AS yang positif. Salah satunya data aktivitas pabrik di Negeri Paman Sam yang mengalami pertumbuhan tercepat dalam dua dekade terakhir. Selain itu, data penjualan rumah kembali di AS mencatatkan pertumbuhan terbesar dalam setahun terakhir pada Oktober.
Sedangkan indeks aktivitas ekonomi AS naik melampaui ekspektasi pada bulan lalu. Sejumlah data positif AS itu berhasil mengimbangi kecemasan akan pertumbuhan ekonomi di zona Eropa dan China.
Meski demikian, fokus pasar masih terletak pada langkah Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC), yakni apakah mereka akan memangkas produksinya atau tidak pada pertemuan yang dijadwalkan minggu depan.   
Selain itu, trader minyak mengatakan, sebuah cuitan dari akun twitter dari pemerintahan King Abdullah, Arab Saudi  turut mengerek harga minyak. Berdasarkan tweet tersebut, negara kerajaan Arab Saudi telah melakukan percakapan penting via telepon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, terkait peningkatan dialog antara negara-negara OPEC. Namun, seorang sumber lain mengatakan bahwa akun Twitter tersebut palsu. 

Tren bearish masih membayangi euro

Mata uang euro melemah terhadap beberapa mata uang utama, yaitu poundsterling dan dollar Amerika Serikat. Hal itu setelah Zona Euro merilis data industri manufaktur yang menurun menjadi 50,4, dibanding sebelumnya 50,6. Tapi di hadapan yen, euro menguat.
Mengutip Blomberg, pada Kamis (20/11) pukul 18:30 WIB, pasangan EUR/GBP turun 0,12% ke 0,7996. Pasangan EUR/USD menyusut 0,22% menjadi 1,2526. Sementara EUR/JPY naik tipis 0,01% menjadi 148,10.
EUR/USD melemah tipis karena The Fed diprediksi mengerek suku bunga acuan, tahun depan. "AS saat ini mengalami pemulihan ekonomi",  Selain itu, inflasi dan manufaktur AS diprediksi bagus. Inflasi stabil di 1,7% dan angka pengangguran diprediksi berkurang menjadi 285.000 dari sebelumnya 290.000 jiwa.
data manufaktur AS membaik menjadi 56,4 dari sebelumnya 55,9. Inilah yang menyebabkan euro masih tertahan. dalam jangka pendek euro masih dalam tren bearish. EUR/GBP sempat menguat sebelum data manufaktur Eropa dipublikasikan. Namun, mata uang Eropa kembali melemah setelah data tersebut menunjukkan penurunan.

Rekapan meeting the Fed bikin bursa AS melempem

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Bursa AS jatuh dari level rekor tadi malam (19/11) setelah the Federal Reserve merilis hasil rekapan pertemuan mereka yang digelar pada akhir Oktober lalu.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,2% menjadi 2.048,72. Sedangkan indeks Nasdaq 100 dan indeks Russell 2000 turun setidaknya 0,4%. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,01%.
Asal tahu saja, dalam hasil rekapan the Fed akhir bulan lalu, pejabat bank sentral mencemaskan tingkat inflasi akan tetap rendah untuk beberapa waktu ke depan, meski bank sentral sudah menggelontorkan multi triliun dollar untuk menggairahkan ekonomi.
Rekapan yang dirilis pada Rabu sore waktu setempat juga menuliskan, para anggota Open Market Committee mendiskusikan mengenai kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga acuan seiring normalisasi kebijakan moneter. The Fed mengkhawatirkan volatilitas pasar selama proses tersebut dilaksanakan.
"Pernyataan bank sentral gagal untuk merubah ekspektasi investor bahwa penentu kebijakan akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun depan, dan hal ini tercermin pada pasar," jelas Gemma Wright-Casparius, strategist Vanguard Inflation-Protected Securities Fund at Valley Forge.
Sementara itu, jika bicara secara sektoral, tujuh dari 10 sektor utama di indeks S&P 500 mencatatkan penurunan. Adapun pergerakan sejumlah saham yang turut mempengaruhi bursa AS adalah Verizon Communications Inc yang tergerus 1,4% dan Microsoft Corp tang turun 1,1%.

Emas tertekan pasca bergerak liar

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Harga emas dunia tergerus pada penutupan transaksi tadi malam (19/11) di New York. Data Reuters menunjukkan, harga emas di pasar spot turun 0,6% menjadi US$ 1.191 per troy ounce, setelah sebelumnya bertengger di level US$ 1.202,30.
Sedangkan harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun US$ 3,20 menjadi US$ 1.193,90 per troy ounce.
Penurunan harga si kuning mentereng ini terjadi pasca the Federal Reserve merilis hasil rekapan pertemuan mereka yang berlangsung pada akhir Oktober lalu. Dalam hasil rekapan tersebut, pejabat bank sentral mencemaskan tingkat inflasi akan tetap rendah untuk beberapa waktu ke depan, meski bank sentral sudah menggelontorkan multi triliun dollar untuk menggairahkan ekonomi.
Rekapan yang dirilis pada Rabu sore waktu setempat juga menuliskan, para anggota Open Market Committee mendiskusikan mengenai kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga acuan seiring normalisasi kebijakan moneter. The Fed mengkhawatirkan volatilitas pasar selama proses tersebut dilaksanakan.
Sepertinya, kenaikan suku bunga tidak akan terjadi hingga pertengahan 2015.

Investor AS optimistis, S&P 500 rekor lagi

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Bursa AS ditutup di zona positif pada transaksi tadi malam (19/11). Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 ditutup naik 0,5% menjadi 2.051,81. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 5 November lalu dan mengantarkan indeks S&P 500 ke rekor baru. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,2% menjadi 17.687,82.
Kenaikan bursa AS disokong oleh saham-saham perusahaan alat-alat kesehatan dan raw material di tengah spekulasi bahwa ekonomi AS cukup kuat untuk bertahan di tengah perlambatan ekonomi global.
"Konsumer dan sentimen investor cukup positif pada saat ini. Kami melihat M&A menjadi topik hari ini dan data ekonomi AS mengindikasikan stabilitas yang cukup baik," jelas Omar Aguilar, chief investment officer equities Charles Schwab Investment Management.
S&P 500 reli ke level rekor seiring laporan kinerja emiten yang lebih baik dari prediksi dan data ekonomi yang positif. Faktor-faktor tersebut semakin menambah kepercayaan investor bahwa ekonomi AS mampu tumbuh kendati ekonomi global melambat dan the Federal Reserve menghentikan program stimulus mereka.

Dollar keok, harga emas ditutup naik 1%

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Harga emas dunia ditutup mendaki pada akhir transaksi kemarin (19/11). Data yang dihimpun Reuters menunjukkan, harga kontrak emas berakhir dengan kenaikan 1,1% menjadi US$ 1.197,10 per troy ounce. Ini merupakan level tertinggi sejak 30 Oktober lalu.
Sedangkan harga emas di pasar spot naik 0,8% menjadi US$ 1.196 per troy ounce setelah sebelumnya sempat naik ke posisi US$ 1.204,70 per troy ounce.
Jika dihitung, harga si kuning mentereng sudah rebound sekitar 6% dari level terendahnya dalam 4,5 tahun yakni US$ 1.131,85 yang terjadi pada 7 November lalu.
"Harga emas berupaya menemukan kekuatan setelah menembus level resisten US$ 1.180 seiring fakta bahwa penguatan dollar AS sudah mulai stagnan. Level US$ 1.250 akan menjadi level resisten yang sangat penting," ujar ActivTrades senior analyst Carlo Alberto de Casa.
Asal tahu saja, posisi dollar AS melemah 0,4% terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Pelemahan dollar sebagian besar dipicu oleh penguatan euro setelah ZEW survey menunjukkan sentimen ekonomi Jerman naik pada November. Kenaikan itu merupakan yang pertama kali dalam setahun belakangan dan berhasil melampaui ekspektasi pelaku pasar. Faktor itu pula yang mengerek adanya harapan pemulihan ekonomi di negara terbesar di Eropa tersebut.
Saat ini, pelaku pasar juga tengah menanti dirilisnya hasil rekapan pertemuan the Federal Reserve pada Oktober lalu yang dijadwalkan akan dirilis pada hari ini (19/11).

Bursa Asia terkena imbas positif dari Jepang

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Bursa Jepang rebound pada transaksi pagi ini (18/11). Kondisi itu turut mengerek kenaikan bursa Asia. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.54 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,7%.
Indeks Topix Jepang melompat 1,6% setelah mengalami penurunan sebesar 2,5% kemarin. Adapun indeks Kospi Korea Selatan naik 0,5%, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,1%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,2%.
Bursa Asia melaju seiring langkah investor menunggu keputusan Perdana Menteri Shinzo Abe untuk menunda rencana kenaikan pajak penjualan, menamba stimulus, dan segera menggelar pemilihan umum.
"Penggelontoran anggaran dan sedikit pajak akan menggembirakan pasar saham. Jepang saat ini bukan satu-satunya negara yang tengah berupaya untuk keluar dari masalah. Ada sejumlah sinyal lain Eropa juga akan menambah dana untuk membeli obligasi pemerintah," papar Evan Lucas, strategist IG Ltd di Melbourne.

Saham small caps turun, gerak bursa AS flat

Bursa AS tak banyak mengalami perubahan pada transaksi perdagangan tadi malam (18/11) di New York. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks S&P 500 hanya naik 0,1% menjadi 2.041,32. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,1% menjadi 17.647,75.
Adapun Russell 2000 Index yang mengukur pergerakan indeks perusahaan kecil tergerus 0,8%. Transaksi tadi malam melibatkan sekitar 5,7 miliar saham atau 12% di bawah volume transaksi rata-rata tiga bulanan.
Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Allergan Inc yang naik 5,3%, Baker Hughes Inc naik 8,9%, dan DreamWorks Animation SKG Inc tertekan hingga 14%.
Bursa AS tak mampu bergerak tinggi seiring penurunan harga saham-saham perusahaan kecil dan kecemasan pelaku pasar mengenai resesi Jepang.
"Saya rasa tema pusat untuk hari ini adalah kecemasan mengenai pertumbuhan ekonomi global yang terus tertekan. Ada harapan bahwa kebijakan moneter akan terus akomodatif di seluruh negara," jelas Chad Morganlander, money manager Stifel Nicolaus & Co di St. Louis.
Catatan saja, Jepang secara tidak terduga jatuh ke jurang resesi pada kuartal III di mana ekonomi Negeri Sakura itu terkontraksi 1,6%.

Harga si kuning di kisaran level tertinggi 2 pekan

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Harga emas diperdagangkan mendekati level tertingginya dalam dua pekan terakhir pada penutupan Senin (17/11) di New York. Data yang dihimpun Reuters menunjukkan, harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi US$ 1.180 per troy ounce setelah sebelumnya menyentuh posisi US$ 1.193,95 per troy ounce. Ini merupakan level tertinggi sejak 31 Oktober lalu.
Si kuning sempat melompat 2,3% pada Jumat (14/11) dan bergerak di atas level psikologis US$ 1.180.
Selain itu, harga emas sudah melorot ke posisi terendah 4,5 tahun di level US$ 1.131,85 per troy ounce pada pekan lalu akibat keperkasaan dollar AS.
"Lompatan yang terjadi pada Jumat lalu cukup meredakan sejumlah kecemasan, Sejumla suplai internal dan permintaan fundamental emas masih cukup kuat. Namun, bagi kebanyakan investor itu hanya berpengaruh kecil bagi harga emas. Faktor bearish eksternal yang paling mempengaruhi adalah penguatan dollar AS," papar Matthew Turner, analis Macquarie.
Sekadar tambahan informasi, dollar sudah menguat 0,3% terhadap sejumlah mata uang utama dunia.

Harga minyak menanti aksi OPEC

Harga minyak mentah berupaya bangkit, setelah terjungkal ke level terendah dalam lima tahun. Kenaikan harga disokong surutnya stok di Amerika Serikat (AS) dan spekulasi organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) akan memangkas produksi.
Mengutip Bloomberg, Jumat (14/11), harga West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Desember 2014 di New York Merchantile Exchange (Nymex) naik 2,2% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 75,82 per barel. Hari sebelumnya, harga minyak ditutup di level terendah sejak Mei 2009, yaitu US$ 74,21. Meskipun rebound, sejatinya harga WTI masih tergerus 3,6% dalam sepekan terakhir. Bahkan, sepanjang tahun ini, harganya sudah anjlok 18,2%.
Pergerakan serupa terjadi pada minyak brent. Jumat, harga brent untuk pengiriman Januari 2015 naik US$ 1,92 menjadi $ 79,41 per barel di ICE Futures Europe. Hari sebelumnya, brent terpuruk di US$ 77,9 per barel. Ini rekor terendah dalam empat tahun.
John Kilduff, founding partner Again Capital Again Capital LLC, mengatakan, pasar berspekulasi kejatuhan harga WTI di level US$ 74, dan brent di bawah US$ 80 memperkuat kemungkinan OPEC mengurangi produksi. Inilah yang mendongkrak harga minyak di akhir pekan lalu.
Spekulasi ini berdasarkan laporan International Energy Agency yang menyebut, petinggi OPEC meningkatkan intensitas pertemuan diplomatik sebelum pertemuan pada 27 November nanti. Mereka mencari langkah tepat untuk merespons kejatuhan harga. Apalagi, harga diprediksi meluncur lebih tajam dalam beberapa bulan mendatang seiring memasuki periode penurunan permintaan.
BNP Paribas SA dalam laporannya menyatakan, OPEC perlu memangkas produksi US$ 1 juta - US$ 1,5 juta barel per hari untuk menyingkirkan sentimen negatif di pasar. "Kita melihat OPEC mulai panik dan berupaya membuat kesepakatan. Tapi, saya masih skeptis mereka akan melakukannya," kata Kilduff dikutip Bloomberg, Jumat (14/11).

Pelemahan Dollar Hanya Sesaat

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA : Mata uang Amerika Serikat (AS) melemah terhadap beberapa mata uang utama lain. Ini karena faktor eksternal, yakni produk domestik bruto (PDB) Zona Euro diproyeksikan meningkat dari 0,1% menjadi 0,3%.
Mengutip Bloomberg pada Jumat (14/11), pasangan EUR/USD naik 0,38% dibandingkan hari sebelumnya menjadi 1,2525. Pairing AUD/USD juga ikut naik di 0,31% ke 0,8750. Tapi pada pasangan GBP/USD justru menurun 0,26% ke 1,5669.
Para analis menilai, melemahnya dollar AS karena faktor eksternal dan bersifat sementara. Pasalnya fundamental dollar AS masih kuat. Terlebih, The Fed berencana menaikkan suku bunga acuan.

potensi dollar AS untuk menguat masih sangat besar. Maklum, data-data ekonomi AS yang positif serta rencana kenaikan suku bunga The Fed menjadi faktor pendorong yang kuat bagi dollar AS. Tapi kondisi pasangan GBP/USD lain lagi.
 menguatnya dollar AS pada pasangan GBP/USD karena laporan inflasi oleh Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE) menyebutkan turun di bawah 1% pada tahun ini.
"BOE juga akan menunda menaikkan suku bunga tahun depan membuat," . Padahal penjualan ritel AS justru membaik menjadi 0,3% dari prediksi 0,2%. Pada pairing AUD/USD.

Emas Berjangka Menguat Seiring Klaim Pengangguran AS Naik Melampaui Perkiraan

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, Emas berjangka naik untuk kedua kalinya dalam 3 hari terakhir setelah laporan menunjukkan klaim pengangguran AS meningkat melebihi perkiraan pekan lalu, mendorong permintaan untuk logam sebagai investasi alternatif.

World Gold Council mengatakan hari ini bahwa itu "cukup optimis" pada prospek permintaan perhiasan setelah total konsumsi pada kuartal ketiga turun ke level terendahnya dalam hampir 5 tahun terakhir. Kontrak berjangka anjlok sebesar 8,4 % dalam 3 bulan yang berakhir pada 30 September lalu. Harga telah menguat 2,8 % dari level 4 tahun terendahnya ke level $ 1,130.40 per ons pada 7 November kemarin.

Emas berjangka untuk pengiriman bulan Desember naik 0,2 % untuk menetap di level $ 1,161.50 pukul 1:39 di bursa Comex New York. Perdagangan agregat sebesar 58 % di atas rata-rata untuk 100 hari terakhir untuk hari ini, menurut data yang disurvei oleh Bloomberg.

Tahun ini, harga telah melemah sebesar 3,4 %. Pekan lalu, dolar naik ke level 5 tahun tertingginya terhadap 10 mata uang utama pada ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan tingkat suku bunga acuan tahun depan, sementara bank sentral di Eropa dan Jepang memperluas langkah-langkah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. (knc)

Sumber : Bloomberg

Bursa Saham AS ditutup Stagnan

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, Saham AS stagnan, karena Wal-Mart Stores Inc melaporan laba yang lebih baik dari yang diperkirakan dan penawaran perusahaan dibayangi kerugian dalam indeks saham perusahaan kecil dan saham energi.

Indeks S&P 500 naik sebesar 0,1 persen ke level 2,039.29 pukul 04:00 sore di New York menuju penutupan kurang dari satu poin dari rekor baru tertingginya. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 40,01 poin, atau sebesar 0,2 persen, ke level 17,652.21, level tertingginya sepanjang masa. Indeks Russell 2000, saham lapis kedua anjlok sebesar 0,9 persen untuk menghentikan reli enam hari terakhir.

Indeks S&P 500 jatuh kemarin untuk pertama kalinya dalam enam hari terakhir, pasca catat rally sebesar 9,5 persen dari level terendah dalam enam bulan terakhir pada bulan Oktober lalu ke level tertingginya sepanjang masa seiring lebih baiknya pendapatan perusahaan dari perkiraan dan rilis data ekonomi mendorong kepercayaan ekonomi AS dari perlambatan global. Indeks diperdagangan 17 kali nilai laba kedepan, tingkat valuasi tertinggi sejak Desember 2009 lalu.

Investor melakukan aksi jual pada saham yang sebelumnya catat reli terbesar hari ini, seiring Russell 2000 menghentikan rally selama enam hari terakhir. Indeks lapis kedua telah melonjak sebesar 13 persen dibanding bulan lalu hingga kemarin, kenaikan 30-hari terbesar sejak Agustus 2009 lalu.

Rilis data hari ini menunjukkan aplikasi untuk tunjangan pengangguran AS naik lebih dari perkiraan pekan lalu, mewakili jeda dari kenaikan terbaru dari pembacaan mendekati angka terendahnya dalam 14-tahun terakhir.

Kohl Corp adalah di antara tujuh perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan laba hari ini. Dengan sebagian besar anggota indeks karena telah melaporkan musim ini, sekitar 79 persen telah mengalahkan proyeksi pendapatan sementara 60 persen telah mengalahkan perkiraan penjualan, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. (izr)

Sumber: Bloomberg
 
© 2009 PT Rifan Financindo Berjangka Medan | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan