Emas Capai Tertinggi 2-1/2 Minggu Atas Kecemasan Siprus


Harga emas mencapai tingkat tertinggi sejak akhir Februari, dengan beberapa pelaku pasar tertarik untuk status safe haven logam mulia seiring paket bailout radikal untuk Siprus mengguncang sentimen di zona euro.

Zona euro sepakat pada Sabtu untuk memberikan Siprus bailout senilai 10 miliar euro ($13 miliar), tapi mensyaratkan deposan untuk kehilangan hingga 10% dari tabungan mereka, mengguncang kepercayaan bank di seluruh benua.

Spot emas naik 1,2% ke tertinggi baru sejak 27 Februari pada $1,610.90 per ounce dan beakhir naik $12,80, atau 0,80%, pada $1,604.90 per ounce pada penutupan sesi Senin.

Analis bersikap hati-hati seiring rincian dari bailout masih akan dirilis sementara pasar menunggu pemungutan suara parlemen Siprus pada langkah yang diusulkan di hari Selasa dan khawatir bahwa deposan di tempat lain di zona euro mungkin menghadapi pungutan yang sama.

Daya tarik safe haven emas telah menurun secara dramatis dalam beberapa bulan terakhir, dengan harga kehilangan 3,2% sejak awal tahun ini, seiring investor menjadi lebih percaya diri tentang pemulihan ekonomi dan bergerak ke arah aset yang dianggap memiliki risiko lebih tinggi seperti saham.



Serangkaian data ekonomi positif dari Amerika Serikat dan China dan stabilisasi di zona euro juga mengangkat spekulasi bahwa bank sentral utama dunia bisa mematikan keran likuiditas dan berhenti memompa uang tunai ke dalam perekonomian.

Kebijakan moneter kurang akomodatif akan menekan emas, seiring suku bunga yang lebih tinggi mendorong investor untuk mengambil uang dari aset non interest bearing.

Beberapa dealer mengatakan rally kemungkinan akan kehabisan tenaga kecuali muncul indikasi bahwa penularan menyebar dari pulau kecil Siprus ke zona euro lainnya.

Harga emas dalam mata uang euro naik 1,7% ke tertinggi lima minggu di 1,246.23 euro per ounce, sebagian besar naik atas kelemahan euro terhadap dolar.

Peristiwa makro berikutnya adalah pertemuan kebijakan Federal Reserve AS pada hari Selasa dan Rabu, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk pada sikap bank sentral AS terhadap stimulus moneter yang agresif. Para ekonom memperkirakan The Fed untuk terus membeli obligasi pada sisa tahun ini guna membantu pemulihan ekonomi yang masih lemah.
 
© 2009 PT Rifan Financindo Berjangka Medan | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan