PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA : Minyak
memperpanjang penurunan menyusul Venezuela memperkirakan harga bisa
turun ke level pertengahan $ 20an per barel kecuali Organisasi Negara
Pengekspor Minyak mengambil tindakan untuk menstabilkan pasar.
Berjangka
Januari jatuh sebanyak 1,1 persen di New York setelah harga untuk bulan
depan turun 0,9 persen pekan lalu. Arab Saudi dan Qatar sedang
mempertimbangkan usulan Venezuela untuk menjaga keseimbangan harga dari
level $ 88 per barel, Menteri Perminyakan Venezuela Eulogio Del Pino
kepada wartawan Minggu di Teheran. OPEC harus membuat ruang untuk
peningkatan produksi minyak mentah Iran yang diperkirakan mencapai 30
juta barel per hari, kata Menteri Minyak Nasional Bijan Namdar Zanganeh.
Minyak
telah merosot sekitar 45 persen tahun ini di tengah spekulasi
melimpahnya stok global akan bertahan seiring OPEC terus memompa di
atas kuota kolektif mereka. 12-anggota kelompok bertemu pada 4 Desember
di Wina untuk membahas pagu produksi seiring Iran mengisyaratkan niatnya
untuk meningkatkan produksi sebesar 1 juta barel per hari dalam waktu
lima sampai enam bulan pasca dicabutnya sanksi ekonomi mereka.
West
Texas Intermediate untuk pengiriman Januari turun sebanyak 47 sen ke
level $ 41,43 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada di
level $ 41,59 pada pukul 08:41 pagi waktu Hong Kong. Kontrak Desember
berakhir Jumat setelah turun 0,4 persen untuk ditutup pada level $
40,39, penutupan terendah sejak 26 Agustus Volume semua berjangka yang
diperdagangkan yakni sekitar 43 persen di atas rata-rata 100 hari.
Brent
untuk pengiriman Januari berada 10 sen lebih rendah pada level $ 44,56
per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Kontrak naik
48 sen ke level $ 44,66 pada hari Jumat. Minyak mentah patokan Eropa ini
diperdagangkan pada premi sebesar $ 3 untuk WTI. (sdm)
Sumber: Bloomberg