PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA : Minyak
melonjak setelah Turki menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia di
dekat perbatasan dengan Suriah, menghembuskan kekhawatiran bahwa konflik
di wilayah tersebut dapat intensif.
Minyak
berjangka naik 2,7% di New York. Presiden Vladimir Putin mengatakan
bahwa keputusan Turki untuk menembak jatuh Rusia Su-24 jet memiliki
"konsekuensi yang sangat serius" bagi hubungan kedua negara. Sebelumnya
harga menguat setelah Arab Saudi pada hari Senin menegaskan bahwa mereka
berkomitmen untuk bekerjasama dengan anggota OPEC dan produsen lainnya
untuk menstabilkan pasar minyak mentah. Bensin mengalami melonjak
terbesar sejak Agustus setelah kebakaran yang terjadi di kilang minyak
terbesar, di Meksiko.
Minyak
masih diperdagangkan 43% di bawah harga tahun lalu, di tengah
tanda-tanda berlimpahnya pasokan global akan berkepanjangan setelah
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) terus memompa di atas kuota
kolektif. Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh mengatakan
tidak ada niat yang kuat dari beberapa bagian dari OPEC untuk
menstabilkan pasar. Ke 12-anggota dari kelompok tersebut akan bertemu
pada tanggal 4 Desember untuk membahas target produksi.
Minyak West Texas Intermediate (WTI)
untuk pengiriman Januari naik menjadi $ 1,12 untuk ditutup di level $
42,87 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan penutupan
tertinggi sejak 11 November yang lalu. Volume semua berjangka yang
diperdagangkan adalah 10% lebih rendah dari rata-rata 100-hari pada
pukul 02:47 sore.
Brent
untuk pengiriman Januari meningkat $ 1,29, atau 2,9%, untuk mengakhiri
sesi di $ 46,12 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange. Minyak
mentah acuan Eropa ditutup lebih besar $ 3,25 dari WTI.(frk)
Sumber: Bloomberg