PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :
Saham-saham
melemah di Tokyo untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir
menjelang tinjauan kebijakan moneter Bank of Japan yang diharapkan
menjaga stimulus untuk tidak berubah.
Indeks
Topix turun 0,3 persen menjadi 1,376.38 pada pukul 09:26 pagi di Tokyo,
setelah penutupan hari Senin berada di level tertinggi satu bulan.
Indeks tersebut mencatat penurunan mingguan pertama dalam empat minggu
pada pekan lalu, setelah melonjak 15 persen selama tiga minggu
sebelumnya. Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 0,1 persen menjadi
17,210.43 pada hari Selasa. BOJ menyimpulkan pertemuan dua harinya pada
hari Selasa, yang akan diikuti oleh keputusan kebijakan dari Federal
Reserve di hari Rabu.
Bank-bank
menjadi hambatan terbesar di antara indeks Topix, dengan Mitsubishi UFJ
Financial Group Inc. jatuh 1,6 persen. Bando Chemical Industries Ltd.
naik 3,9 persen setelah mengumumkan akan membeli kembali sahamnya
sebanyak 2,1 persen, sedangkan Kandenko Co. turun 5,5 persen setelah
mengatakan akan menjual obligasi konversi sebesar 20 miliar yen ($ 176
juta).
Tiga
puluh lima dari 40 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan BOJ
akan mempertahankan kebijakan tidak berubah, dengan sebagian besar
mengharapkan dewan bank untuk menunggu sebelum menyetujui stimulus
moneter. Gubernur Haruhiko Kuroda mengejutkan pasar pada 29 Januari lalu
dengan keputusannya untuk memperkenalkan suku bunga negatif.
Review
BOJ dan The Fed muncul kerena investor mulai mempertanyakan potensi
intervensi bank sentral. Pergeseran kejutan Bank Sentral Jepang ke suku
bunga negatif dan pada pekan lalu belum pernah terjadi sebelumnya
langkah stimulus dari Bank Sentral Eropa telah menerima sambutan beragam
di pasar karena kekhawatiran atas perlambatan global yang potensial dan
dampak dari penurunan harga minyak yang membuat bingung pedagang.
Ekuitas global telah melakukan comeback kehati-hatian sejak mencapai 2
1/2-tahun terendah pada pertengahan Februari, setelah prospek membekukan
produksi menstabilkan harga minyak dan komoditas.(frk)
Sumber: Bloomberg