Emas Turun Tipis, Kepemilikan ETF Emas Melemah Lagi


Harga emas melemah tipis pada Senin seiring permintaan berkurang untuk ETF emas dan investor terus mencerna dampak luas dari pemangkasan pengeluaran pemerintah AS pada bullion.
Kurangnya indikator utama ekonomi AS dan pasar ekuitas AS yang naik moderat gagal memberikan emas katalis baru, dimana mengarah ke perdagangan tenang.

Beberapa investor tetap di tepi pasar, dengan Presiden Barack Obama dan Kongres Partai Republik masih terpisah pada kesepakatan untuk mencegah pemotongan otomatis anggaran AS. Gedung Putih memerintahkan pemotongan pengeluaran pemerintah pada Jumat malam.

Emas, safe haven tradisional di masa ketidakpastian ekonomi, juga dipandang sebagai lindung nilai inflasi, dan pengurangan besar dalam pengeluaran AS telah meredakan mayoritas kekhawatiran tentang inflasi.

Juga membebani sentimen pelaku pasar, data menunjukkan kepemilikan ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, membukukan penurunan harian kesembilan berturut-turut pada hari Jumat.

Spot emas turun 0,1% pada $1,572.90 per ounce penutupan sesi Senin.

SPDR Gold Trust mencatatkan arus keluar 0,6 ton pada hari Jumat, memperpanjang penurunan beruntun setelah melaporkan penurunan bulanan terbesar yang pernah terjadi pada bulan Februari.

Harga emas pada bulan Februari turun untuk bulan kelima berturut-turut untuk pertama kalinya sejak tahun 1997. Minat beli telah mengering setelah logam gagal rally kembali ke rekor tertinggi tahun lalu, meskipun adanya putaran pelonggaran moneter beruntun dari Federal Reserve.

Sementara ETF emas lemah, penjualan koin emas dan perak American Eagle meningkat tajam dalam basis tahunan pada bulan Februari, menyoroti pembelian kuat oleh investor individu.

Kekuatan terkini dolar AS telah menekan status safe-haven emas, ungkap analis Danske Bank Christin Tuxen.

Pelaku pasar Bullion sekarang menantikan pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis guna mencari katalis perdagangan.

Mendukung harga emas adalah berita bahwa Janet Yellen, wakil ketua berpengaruh di Federal Reserve, pada Senin mengatakan stimulus moneter yang agresif AS dibenarkan mengingat seberapa jauh ekonomi beroperasi di bawah potensi penuhnya.
Sumber : Mahadananews.com
 
© 2009 PT Rifan Financindo Berjangka Medan | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan