Mencermati fundamental saham Grup Lippo

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang sedang memerah. Namun, analis menilai, saat seperti ini merupakan waktu yang tepat untuk mengkoleksi sejumlah saham. Salah satunya saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
Analis KDB Daewoo Securities Indonesia Betrand Raynaldi menilai, saham ini terbilang menarik lantaran Grup Lippo memiliki diversifikasi bisnis yang beragam. Pertama, LPKR punya bisnis yang bergerak di bidang residential & urban development. Bisnis ini dijalani oleh anak usahanya, PT Lippo Cikarang Tbk (LPKR).
"Kapitalisasi pasar LPKR merupakan kedua yang terbesar di sektor properti setelah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)," ujar Betrand dalam risetnya, (10/10). Unit bisnis ini memiliki persediaan lahan sebesar 1300 ha. Sebagian besar proyeknya adalah komplek apartemen yang berada di Jakarta dan sekitarnya seperti Kemang Village, St moritz dan Holland Village.
Patut diketahui, portofolio bisnis properti yang dimiliki LPCK juga cukup terintegrasi. Kondisi ini membuat kontribusi dari unit bisnis tersebut kepada total pendapatan LPKR adalah 47% dan 63% kepada EBITDA di semester satu 2014.
Kedua, perseroan memiliki unit bisnis rumah sakit yang dijalani oleh PT Siloam International Hospital Tbk (SILO). Unit bisnis ini mengoperasikan 17 rumah sakit dengan total 3.900 tempat tidur. Kontribusi dari unit bisnis ini kepada total pendapatan adalah 38% dan 17% kepada EBITDA di semester satu 2014.
Ketiga, LPKR memiliki unit bisnis komersil berupa 36 pusat perbelanjaan dan 8 hotel dengan brand Aryaduta yang memiliki 1.663 kamar. Hingga Juni 2014, tingkat okupansi mall dan hotel yang berada di bawah bendera LPKR masing-masing sebesar 82% dan 66%. Kontribusinya terhadap total pendapatan LPKR sebesar 7% dan 13% kepada EBITDA di semester I 2014.
Terakhir, LPKR memiliki unit bisnis manajer investasi. Unit bisnis ini mengelola asset US$ 2,2 miliar yang merupakan asset dari dua Dana Investasi Real Estate (DIRE) yang tercatat di bursa efek Singapore yakni First Reit dan LMIRT. "Kontribusi dari unit bisnis ini kepada total pendapatan adalah 8% dan 7% ke pada EBITDA di semester satu 2014," imbuh Betrand.
Jika dikonsolidasikan menjadi satu, pertumbuhan majemuk pendapatan, EBITDA dan laba beraih LPKR sejak tahun 2010 hingga tahun 2013 masing-masing sebesar 28,6%, 28,2%, dan 32,7%. Untuk semester I tahun ini, pendapatan perseroan sebesar Rp 4,1 triliun, naik 34% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini masih banyak dikontribusikan oleh unti bisnis properti. Sementara, laba bersihnya meningkat 23% menjadi Rp 673 miliar.
"Saat ini, saham perseroan diperdagangkan pada forward PE 13,6 kali yang relatif tinggi 11,9 kali dibanding industrinya. ROE perseroan pada tahun ini diproyeksikan sekitar 13,9%," jelas Betrand.
 
© 2009 PT Rifan Financindo Berjangka Medan | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan