Minyak Menuju Penurunan Mingguan Terpanjang Berturut-turut Sejak 1986

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA : Minyak menuju penurunan mingguan terpanjang hampir dalam tiga dekade terakhir seiring OPEC memperkirakan ada melemahnya permintaan minyak mentah tahun ini.
Minyak berjangka di New York dan bersiap menuju penurunan mingguan kedelapan, penurunan terpanjang sejak Maret 1986 lalu. Permintaan minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak akan rata-rata memproduksi 28,8 juta barel per hari, sekitar 100.000 barel kurang dari perkiraan bulan lalu, OPEC yang bermarkas di Wina mengatakan dalam sebuah laporan bulanan pada hari Kamis.
Minyak merosot hampir 50 persen tahun lalu seiring OPEC menolak untuk memangkas pasokan dan AS meningkatkan jumlah produksi minyak pada tingkat tertinggi dalam hampir tiga dekade terakhir, memperburuk banjir pasokan minyak global. Venezuela, anggota dari kelompok 12-produser, berusaha untuk mengkoordinasikan rencana untuk menstabilkan harga, kata Presiden Nicolas Maduro.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari berada di level $46,24 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, turun sebesar 1 persen pukul 10:53 pagi waktu Sydney. Kontrak turun $2,23 ke level $46,25 pada Kamis kemarin. Volume semua berjangka diperdagangkan adalah sekitar 55 persen di bawah moving average 100-hari. Pekan ini harga minyak 4,6 persen lebih rendah.
Minyak Brent untuk pengiriman Februari yang berakhir Kamis setelah jatuh $1,02, atau 2,1 persen, ke level $47,67 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. kontrak aktif Maret turun $1,59 ke level $48,27. Minyak mentah acuan Eropa berakhir lebih tinggi sebesar $1,42 dibanding WTI. (izr)
Sumber: Bloomberg
 
© 2009 PT Rifan Financindo Berjangka Medan | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan