Showing posts with label INTERNATIONAL. Show all posts
Showing posts with label INTERNATIONAL. Show all posts

Sentimen Suku Bunga The Fed, Antarkan Dolar Sentuh Level 5 Thn Tertinggi

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA : Mata uang dolar bergerak naik ke level 5 tahun tertinggi setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengindikasikan bahwa bank sentral berada pada laju menaikan suku bunga pada awal April tahun depan.

Dolar catat gain pada hari ke-2 terhadap yen setelah kemarin The Fed mengganti komitmen untuk mempertahankan suku bunga pinjaman mendekati 0 untuk œwaktu yang lama, dan mempertahankan suku bunga 0 hingga 0.25%, yang telah dipertahankan sejak 2008 lalu. Ruble Rusia memangkas penurunan selama 7 hari terkahir setelah kementerian keuangan menyatakan menjual cadangan emas guna meredam penurunan yang telah mengantarkan mata uang tersebut berada pada rekornya ditengah penurunan harga minyak mentah dunia.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, indeks yang memonitor dolar terhadap 10 mata uang lainnya naik 0.1% ke level 1,122.19 pukul 9:27 pagi waktu Tokyo dari level kemarin saat menguat 0.9%. Pada 5 Desember lalu ditutup pada level 1,122.34, merupakan level tertinggi sejak Maret 2009 lalu.
Dollar menguat 0.2% ke level 118.84 yen, setelah kemarin melonjak 1.9%, gain tertinggi sejak Oktober lalu. Dolar AS berada pada level $1.2328 per euro mengikuti kenaikan kemarin sebesar 1.4%. Yen turun 0.1% ke level 146.51 per euro. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Yen Merosot Dari Level 4 Pekan Tertinggi Jelang Keputusan The Fed

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA : Yen melemah dari level 4 pekan tertingginya terhadap dollar menjelang keputusan pertemuan pembahasan kebijakan Federal Reserve hari ini.

Yen telah mencatat gain tertinggi diantara 10 mata uang di Bloomberg Correlation-Weighted Indexes dalam sepekan terakhir seiring penurunan harga minyak mentah telah menambah kekhawatiran perekonomian global yang akan melambat, sehingga hal tersebut mendorong permintaan aset safe haven. Sementara itu kemarin ruble menurun pada rekornya meski Russia telah menaikkan suku bunga pinjaman ke level tertingginya sejak 1998 lalu. Indeks mata uang dari emerging-market turun ke level 12 tahun terendahnya. Kiwi Selandia Baru melemah setelah neraca berjalan negara Pasifik Selatan tersebut mencatat defisit yang melebar.

Yen turun 0.5% ke level 116.98 per dollar pukul 9:26 pagi waktu Tokyo dari level kemarin yang mencapai level 115.57, level tertinggi sejak 17 November lalu. Yen turun 0.4% ke level 146.27 per euro setelah 2 sesi sebelumnya menguat 1.6%. Dollar berada pada level $1.2503 per euro.

Kiwi Selandia Bari melemah 0.2% ke level 77.82 sen AS. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Nilai mata uang Rusia turun ke titik terendah

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA : Nilai mata uang Rusia, rubel, mencapai titik terendah, 60 rubel per US$1 dalam perdagangan Senin (15/12) meskipun Bank Sentral berusaha menjaga stabilitas mata uang itu.

Sejak awal tahun ini nilai mata uang negara itu mencatat penurunan lebih dari 45%.

Di antara penyebab utamanya, lapor wartawan BBC di Moskow, Steven Rosenberg, adalah penurunan harga minyak, salah satu ekspor terbesar Rusia, dan sanksi-sanksi yang diterapkan Barat.

Hal tersebut mendorong kenaikan harga barang-barang sehingga inflasi tahun ini diperkirakan akan mencapai 10%.

Atas perkembangan ini, Bank Sentral telah menempuh sejumlah langkah, termasuk menaikkan suku bunga pinjaman 1% menjadi 10,5% sebagai upaya menekan laju inflasi.

Namun langkah itu tidak mampu menekan penurunan rubel. Pasar juga khawatir Rusia kemungkinan masih menghadapi risiko dikenai sanksi-sanksi lain terkait peran Rusia dalam konflik di Ukraina.

Awal bulan ini pemerintah memperingatkan perekonomian akan jatuh ke resesi tahun 2015. Pemerintah mengatakan perekonomian akan menyusut 0,8% pada tahun 2015, setelah sebelumnya diperkirakan tumbuh 1,2%

Sumber: BBC

Aktifitas Pengeboran AS Meningkat, Minyak Perpanjang Penurunan

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) dan Brent memperpanjang penurunan dari level penutupan terendah dalam 5 tahun terakhir akibat aktifitas produksi di AS yang meningkat setelah naiknya operasi pengeboran minyak.

Kontrak berjangka minyak turun sebesar 1.8% di New York dan 1.9% di London. Beroperasinya pengeboran di AS sebagai konsumen minyak terbesar di AS, meningkat tajam sejak pertengahan November lalu, menurut Baker Hughes Inc. pada 5 Desember. Pasar minyak bersiap œmemburuk sebelum mendapatkan momen baiknya, menurut Morgan Stanley.

Minyak mentah sedang diperdagangkan pada situasi pasar yang bearish setelah kenaikan produksi di AS meski setelah OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) mempertahankan kuota outputnya. Turunnya harga minyak akan memberikan œtekanan jangka pendek terhadap anggaran negara  Iran, hal itu menurut Hassan Rouhani, presiden dari anggota terbesar kelima OPEC saat pidato kemarin di hadapan parlemen Iran di Tehran, informasi tersebut diperoleh dari Iranian Student News Agency.

WTI untuk pengiriman Januari turun sebesar $1.21 di level $64.63 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan pada level $64.71 pukul 10:44 pagi waktu Sydney. Kontrak berjangka WTI turun 97 sen ke level $65.84 pada 5 Desember lalu, level penutupan terendah sejak Juli 2009 lalu. Volume semua kontrak berjangka diperdangkan sebesar 21% dibawah 100 hari rata-rata. Harga kontrak WTI telah mengalami penurunan 34% sepanjang tahun 2014 ini.

Brent untuk penyelesaian Januari turun sebesar $1.34 di level $67.73 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Harga telah turun 57 sen ke level $69.07 pada 5 Desemebr lalu, level terendah sejak Oktober 2009 silam. Acuan minyak mentah Eropa tersebut lebih tinggi sebesar $3.14 dibanding WTI, dibandingkan dengan $3.54 pada sepekan lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Emas Perpanjang Penurunan Seiring Penguatan Dolar, Outlook Suku Bunga

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Emas mencatat penurunan untuk hari ketiga secara berturut-turut karena data tenaga kerja AS yang mengalahkan perkiraan sehingga memperkuat mata uang dolar dan mendukung terjadinya biaya pinjaman yang lebih tinggi dalam perekonomian terbesar di dunia tersebut. Sementara perak turun sedangkan palladium catat kenaikan.
Bullion untuk pengiriman segera turun sebesar 0,4 % ke level $ 1,187.27 per ounce, dan diperdagangkan di level $ 1,189.84 pukul 8:49 pagi di Singapura, menurut harga Bloomberg. Sementara logam pada 1 Desember melemah dalam tiga pekan terendah ke level $ 1,142.88 terkait pelemahan minyak.
Indeks Bloomberg Dollar Spot menuju penutupan tertinggi sejak 2009 lalu jelang rilis data pekan ini yang mungkin menunjukkan acuan kepercayaan konsumen AS naik ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Sementara itu pada 5 Desember lalu laporan menunjukkan para pengusaha di AS menambahkan 321.000 pekerjaan untuk bulan lalu, sehingga mendukung Federal Reserve yang akan menaikkan tingkat  suku bunga karena Eropa, Jepang dan China meningkatkan stimulus untuk memacu pertumbuhan perekonomian mereka.
Emas berada di angka sebesar 1 % lebih rendah tahun ini, terkait The Fed mengakhiri program pembelian aset yang gagal untuk memicu inflasi. Sementara harga minyak mentah di New York dan London berada di posisi terendah dalam lima tahun terakhir karena AS meningkatkan produksi dan OPEC tidak mengambil tindakan untuk meringankan melebihnya pasokan minyak. (vck)
Sumber: Bloomberg

Harga emas kembali dihempas penguatan dollar AS

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Harga emas dunia tak lama-lama rebound. Harganya hari ini (2/12) kembali terkoreksi lantaran ivestor tetap memilih mengamankan dana di dollar Amerika Serikat (AS). Harga emas untuk pengiriman segera merosot 0,7% menjadi US$ 1.203 per ons troi, dan diperdagangkan di level US$ 1.205,47 pada pukul 8:55 waktu Singapura. Kemarin, harga logam mulia rebound 3,8% ke level US$ 1.221,43, harga tertinggi sejak 30 Oktober. Harga emas kemarin ikut menanjak seiring dengan perbaikan harga minyak mentah dunia. "Tapi dollar AS sepertinya masih menjadi pilihan utama investor dan tetap menekan harga emas. Kalaupun ada kenaikan harga emas hanya jangka pendek," kata James Steel, Analis di HSBC Securities (USA) Inc pada Bloomberg. Kemarin, Bloomberg dollar spot index menunjukkan greenback berada di level terkuat sejak Maret 2009 terhadap 10 mata uang utama dunia. Harga emas untuk pengiriman Februari turun 1,2% ke US$ 1.203,90 per ons troi di bursa Comex, New York. Padahal, kemarin harga emas menyentuh US$ 1.221, tertinggi sejak 29 Oktober. Harga perak di pasar spot juga terkoreksi 0,8% menjadi US$ 16,3214. Platinum kehilangan 1,2% menjadi US4 1.224,88. Sedangkan Palladium turun 0,4% menjadi US4 7803,25 per ons troi.

Harga minyak meluncur di bawah US$ 65 per barel

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Harga minyak mentah dunia kian tergerus. Pelemahan ini ikut menekan indeks komoditas ke level terendah sejak tahun 2009.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) merosot 2,1% ke level US$ 64,74 per barel pada pukul 9:58 waktu Tokyo. Harga minyak mentah menuju level terendah sejak Juli 2009. 
Sementara harga minyak mentah dunia tergerus, pasar khawatir mengenai prospek ekonomi global di tengah pelemahan inflasi dan pelambatan ekonomi. Di sisi lain, permintaan dollar Amerika Serikat (AS) terus menguat dan turut menekan harga komoditas lainnya seperti emas. 
Harga minyak mentah turun ke bawah level US$ 65 per barel, pertama kali sejak Mei 2010. Bloomberg Commodity Index menyentuh level terendah sejak tahun 2009, dipicu penurunan harga-harga komoditas. 
Penurnan harga minyak dunia dipicu melimpahnya stok global dan tingginya produksi di Amerika Serikat. Namun, pekan lalu, negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC enggan menyusutkan kuota produksi di tengah melimpahnya persediaan, sehingga harga minyak terus turun. 
Harga minyak jenis Brent juga tergerus, turun 2,6% menjadi US$ 68,31 per barel di London. WTI turun 18% sepanjang November lalu, terbesar sejak November 2008. 

Harga emas berakhir melempem di bawah US$ 1.200

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Harga kontrak emas dunia ditutup dengan penurunan pada transaksi Senin (24/11) di New York. Data Reuters menunjukkan, harga emas di pasar spot berakhir dengan penurunan 0,2% menjadi US$ 1.198 per troy ounce. Pada Jumat (21/11) lalu, harga emas sempat menyentuh posisi tertingginya dalam tiga pekan terakhir di level US$ 1.207,70 per troy ounce.
Sedangkan harga kontrak emas berakhir dengan penurunan US$ 2 menjadi US$ 1.195,70 per troy ounce.
"Terjadinya kenaikan di posisi tertinggi dalam tiga pekan pada Jumat lalu hanya merupakan pause atau berhenti sejenak pada tren penurunan harga. Memang benar komunitas spekulator sudah kembali namun gambaran makro secara garis besar belum berubah, AS akan menaikkan suku bunganya pada tahun depan dan ada kemungkinan pelaksanaannya lebih cepat dari prediksi pasar. "Hal itu akan menekan harga emas," Faktor lainnya adalah pelemahan dillar sebesar 0,2% terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Kendati demikian, dollar masih diperdagangkan mendekati level tertingginya dalam empat tahun terakhir.
SUMBER : kontan.co.id

Penguatan euro terbatas

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Membaiknya indikator perekonomian Jerman mendongkrak nilai tukar euro (EUR). Alhasil, mata uang negara benua biru itu menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia lain. Mengutip Bloomberg, Senin (24/11) pukul 20.00 WIB, pasangan EUR/USD naik 0,16% dibanding hari sebelumnya menjadi 1,2411. Lalu, pairing EUR/AUD juga naik 0,68% ke posisi 1,4387. Bahkan, pasangan EUR/JPY naik 0,55% menjadi 146,80.
Pelaku pasar merespons positif iklim bisnis Jerman. Kemarin (24/11), German Ifo Business Climate bulan November 2014 sebesar 104,7, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya di angka 103,2. Angka tersebut juga melampaui ekspektasi analis, yakni hanya 103. Data itu menunjukkan tingkat kesehatan ekonomi dan bisnis di Jerman membaik. Apalagi, Negeri Bavaria tersebut merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Zona Euro. penguatan EUR terhadap USD bersifat sementara. Ke depan, pasangan EUR/USD masih rawan turun. Akhir pekan lalu, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi menyatakan bakal terus mengucurkan stimulus demi mengatasi deflasi di Eropa.
"Euro akan sulit mencapai penguatan, karena mata uang ini berbasis pada 18 negara yang tidak semua perekonomiannya cukup kuat," papar Daru. Di sisi lain, otot dollar AS lebih berpeluang menguat. Ini lantaran, beberapa bank sentral seperti di China dan Jepang juga menerapkan pelonggaran moneter (quantitative easing). Efeknya bisa memicu penguatan USD, sehingga EUR akan tertekan.
selain karena iklim bisnis Jerman membaik, kenaikan pasangan EUR/AUD juga lantaran terjadi aksi bargain hunting pasca penurunan cukup tajam pekan sebelumnya. Di sisi lain, belum ada data ekonomi yang bisa mendongkrak aussie. Meski demikian prospek pasangan ini masih bearish. Soalnya, ECB berencana menerapkan pelonggaran moneter dengan membeli obligasi. Sedangkan, prospek AUD lebih bagus dalam jangka panjang. Maklum, China memangkas suku bunga untuk mendongkrak pertumbuhan ekonominya.
SUMBER ; kontan.co.id

Euro Mendekati Level Dua Tahun Terendah Jelang Rilis Data Jerman

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA MEDAN: Euro mendekati level terendah dalam dua tahun terakhir terhadap dolar jelang rilis data Jerman yang diperkirakan akan menunjukkan tingkat kepercayaan bisnis turun untuk bulan ketujuh.
Euro jatuh terhadap mata uang utama pada jumat lalu pasca Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan para pejabat "akan melakukan apa yang harus dilakukan" untuk menaikkan inflasi. Yen Jepang naik 1 persen dari level terendah dalam tujuh tahun terakhir terhadap dolar seiring jejak pendapat menunjukkan Partai Perdana Menteri Shinzo Abe memiliki dukungan terkuat pasca ia mengumumkan akan mempercepat pemilu. Aussie naik untuk hari ketiga setelah pemotongan suku bunga China pada akhir pekan lalu.
Euro jatuh sebesar 0,2 persen ke level $1,2373 pukul 07:51 di Singapura dari level pada jumat lalu yang turun sebesar 1,2 persen ke level $1,2358 pada 7 November, terendah sejak Agustus 2012 lalu. Euro melemah sebesar 0,2 persen ke level 145,68 yen.
Yen stagnan pada level 117,74 per dolar. Yen mencapai level 118,98, level terlemah sejak Agustus 2007 lalu pada 20 November kemarin,
Pasar financial Jepang ditutup untuk libur publik.
Indeks iklim bisnis lembaga Ifo Jerman, berdasarkan survei terhadap 7.000 eksekutif, turun ke level 103,0 dari level 103,2 pada bulan Oktober, menurut estimasi ekonom dalam survei Bloomberg News. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Pertahankan Penguatan, Meningkat di atas level $1.200 Terkait suku bunga China

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA:Emas ditransaksikan atas level $1.200 per ons pada hari Senin, mempertahankan keuntungan dari sesi sebelumnya di tengah harapan bahwa pemangkasan suku bunga di China akan meningkatkan permintaan konsumen atas terhadap emas batangan.
Spot emas stabil di level level $1,202.20 per ons pukul 07:28 di Singapura, pasca naik sebesar 0,6 persen pada hari Jumat.
Emas mendapat dorongan dari short-covering pasca China tiba-tiba memangkas suku bunganya pada hari Jumat, meningkatkan upaya untuk mendukung perekonomian terbesar kedua di dunia karena ekonomi mengarah ke arah ekspansi paling lambat dalam hampir seperempat abad, dibebani oleh besarnya beban hutang.
Pemimpin China dan bank sentral bersiap untuk menurunkan suku bunga lagi dan juga melonggarkan pembatasan pinjaman, khawatir bahwa penurunan harga bisa memicu lonjakan default utang, kegagalan bisnis dan kehilangan pekerjaan, kata sumber-sumber yang terlibat dalam pembuatan kebijakan.
Bullion juga mendapat dukungan dari komentar dari Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi yang membuka pintu untuk langkah-langkah lebih drastis untuk mencegah zona euro tergelincir ke dalam deflasi.
Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan perlambatan ekonomi. (izr)
Reuters: Reuters

Penurunan harga dongkrak pembelian fisik emas

Harga kontrak emas dunia mendaki pada penutupan Kamis (20/11). Berdasarkan data Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi US$ 1.191,44 per troy ounce. Sementara, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun US$ 3 menjadi US$ 1.190,90 per troy ounce.
Kenaikan harga emas terjadi setelah data menunjukkan adanya kenaikan inflasi. Investor emas memang sangat menanti data yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan tekanan terhadap inflasi semakin naik pada Oktober. Meski demikian, faktor itu juga mendongkrak ekspektasi akan dilakukannya kenaikan suku bunga AS pada pertengahan 2015 oleh the Federal Reserve.
Selain itu, penurunan harga emas sehari sebelumnya sebesar 1% memicu pembelian fisik emas oleh buyer Asia yang sangat sensitif terhadap harga. Para trader emas mengatakan ketertarikan investor Asia terhadap emas melonjak setelah harganya jatuh ke level terendah yakni US$ 1.175 per troy ounce.
"Kami melihat adanya kenaikan permintaan fisik emas setelah penurunan tajam dalam beberapa pekan terakhir," jelas David Meger, director of metals trading Vision Financial Marlets di Chicago.

Data AS mengerek harga minyak sebesar US$ 1

Harga kontrak minyak dunia jenis West Texas Intermediate berakhir dengan kenaikan sebesar US$ 1 menjadi US$ 75,88 per barel pada transaksi tadi malam (20/11). Sedangkan harga kontrak minyak Brent naik US$ 1,26 menjadi US$ 79,36 per barel.
Kenaikan harga minyak terdorong oleh data ekonomi AS yang positif. Salah satunya data aktivitas pabrik di Negeri Paman Sam yang mengalami pertumbuhan tercepat dalam dua dekade terakhir. Selain itu, data penjualan rumah kembali di AS mencatatkan pertumbuhan terbesar dalam setahun terakhir pada Oktober.
Sedangkan indeks aktivitas ekonomi AS naik melampaui ekspektasi pada bulan lalu. Sejumlah data positif AS itu berhasil mengimbangi kecemasan akan pertumbuhan ekonomi di zona Eropa dan China.
Meski demikian, fokus pasar masih terletak pada langkah Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC), yakni apakah mereka akan memangkas produksinya atau tidak pada pertemuan yang dijadwalkan minggu depan.   
Selain itu, trader minyak mengatakan, sebuah cuitan dari akun twitter dari pemerintahan King Abdullah, Arab Saudi  turut mengerek harga minyak. Berdasarkan tweet tersebut, negara kerajaan Arab Saudi telah melakukan percakapan penting via telepon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, terkait peningkatan dialog antara negara-negara OPEC. Namun, seorang sumber lain mengatakan bahwa akun Twitter tersebut palsu. 

Emas tertekan pasca bergerak liar

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA :Harga emas dunia tergerus pada penutupan transaksi tadi malam (19/11) di New York. Data Reuters menunjukkan, harga emas di pasar spot turun 0,6% menjadi US$ 1.191 per troy ounce, setelah sebelumnya bertengger di level US$ 1.202,30.
Sedangkan harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun US$ 3,20 menjadi US$ 1.193,90 per troy ounce.
Penurunan harga si kuning mentereng ini terjadi pasca the Federal Reserve merilis hasil rekapan pertemuan mereka yang berlangsung pada akhir Oktober lalu. Dalam hasil rekapan tersebut, pejabat bank sentral mencemaskan tingkat inflasi akan tetap rendah untuk beberapa waktu ke depan, meski bank sentral sudah menggelontorkan multi triliun dollar untuk menggairahkan ekonomi.
Rekapan yang dirilis pada Rabu sore waktu setempat juga menuliskan, para anggota Open Market Committee mendiskusikan mengenai kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga acuan seiring normalisasi kebijakan moneter. The Fed mengkhawatirkan volatilitas pasar selama proses tersebut dilaksanakan.
Sepertinya, kenaikan suku bunga tidak akan terjadi hingga pertengahan 2015.

Harga minyak menanti aksi OPEC

Harga minyak mentah berupaya bangkit, setelah terjungkal ke level terendah dalam lima tahun. Kenaikan harga disokong surutnya stok di Amerika Serikat (AS) dan spekulasi organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) akan memangkas produksi.
Mengutip Bloomberg, Jumat (14/11), harga West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Desember 2014 di New York Merchantile Exchange (Nymex) naik 2,2% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 75,82 per barel. Hari sebelumnya, harga minyak ditutup di level terendah sejak Mei 2009, yaitu US$ 74,21. Meskipun rebound, sejatinya harga WTI masih tergerus 3,6% dalam sepekan terakhir. Bahkan, sepanjang tahun ini, harganya sudah anjlok 18,2%.
Pergerakan serupa terjadi pada minyak brent. Jumat, harga brent untuk pengiriman Januari 2015 naik US$ 1,92 menjadi $ 79,41 per barel di ICE Futures Europe. Hari sebelumnya, brent terpuruk di US$ 77,9 per barel. Ini rekor terendah dalam empat tahun.
John Kilduff, founding partner Again Capital Again Capital LLC, mengatakan, pasar berspekulasi kejatuhan harga WTI di level US$ 74, dan brent di bawah US$ 80 memperkuat kemungkinan OPEC mengurangi produksi. Inilah yang mendongkrak harga minyak di akhir pekan lalu.
Spekulasi ini berdasarkan laporan International Energy Agency yang menyebut, petinggi OPEC meningkatkan intensitas pertemuan diplomatik sebelum pertemuan pada 27 November nanti. Mereka mencari langkah tepat untuk merespons kejatuhan harga. Apalagi, harga diprediksi meluncur lebih tajam dalam beberapa bulan mendatang seiring memasuki periode penurunan permintaan.
BNP Paribas SA dalam laporannya menyatakan, OPEC perlu memangkas produksi US$ 1 juta - US$ 1,5 juta barel per hari untuk menyingkirkan sentimen negatif di pasar. "Kita melihat OPEC mulai panik dan berupaya membuat kesepakatan. Tapi, saya masih skeptis mereka akan melakukannya," kata Kilduff dikutip Bloomberg, Jumat (14/11).

S&P 500 Ditutup Naik Ke Rekornya Pasca Jepang Meningkatkan Upaya Stimulus

Saham AS ditutup menguat, mengirim indeks acuan ke rekornya, dikarenakan dorongan tak terduga dalam stimulus dari Bank of Japan mendorong optimisme dalam ekonomi global.
Indeks Standard & Poor 500 naik 1,2% menjadi 2,017.73 pada pukul 4 sore di New York, yang sebelumnya mencatat level penutupan tertingginya sepanjang masa di level  2,011.36 pada 18 September lalu. Dow Jones Industrial Average menguat 193,62 poin, atau 1,1%, ke level 17,389.04. Indeks Nasdaq Composite melonjak 1,4% ke level tertingginya sejak Maret 2000 silam.
Ekuitas AS bergabung dengan reli global karena Investasi Dana Pensiun Pemerintah Jepang mengatakan akan menempatkan setengah kepemilikannya di saham lokal dan asing, dan berinvestasi dalam aset alternatif. Bank of Japan menaikkan target tahunan untuk ekspansi moneter 80 triliun yen ($ 724 miliar dari sebanyak 70 triliun yen. Indeks Topix menguat tajam dalam satu tahun terakhir, memimpin reli dalam ekuitas di seluruh dunia.(

Wall Street ikut mengerek performa bursa Asia

Bursa Asia dibuka menguat pada transaksi perdagangan pagi ini (29/10). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.20 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4% ke level tertingginya sejak 7 Oktober lalu.
Sementara, indeks Topix Jepang naik 0,7%. Adapun indeks Kospi Korea Selatan naik 0,7%, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,2%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,3%.
Bursa Asia bergerak positif menyusul lompatan pada Wall Street tadi malam. Seperti yang diketahui, indeks S&P 500 ditutup mendekati level rekor di tengah optimisme mengenai kinerja emiten AS dan data ekonomi AS sebelum pernyataan the Federal Reserve.
"Kami melihat tingginya kepercayaan konsumen dan ekspektasi bahwa the Fed belum akan menaikkan suku bunga acuannya. Selama the Fed akan tetap menahan suku bunga rendahnya, pasar akan mendapatkan apa yang mereka inginkan," jelas Jasper Lawler, market analyst CMC Markets Plc.

Turun lagi, harga minyak di level US$ 80 di Asia

Harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate masih tertekan hari ini (28/10). Ini berarti, penurunan harga minyak sudah berlangsung selama tiga hari.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 11.28 waktu Tokyo, harga minyak WTI untuk pengantaran cepat turun 0,7% menjadi US$ 80,45 di New York.  Dengan demikian, penurunan harga minyak sudah mencapai 25% jika dihitung dari Juni lalu.
Tertekannya harga minyak masih berkaitan dengan suplai minyak AS yang mendekati level tertingginya dalam empat bulan terakhir. Hasil survei Bloomberg menunjukkan, harga kontrak minyak WTI diprediksi naik sebesar 3,8 juta barel menjadi 381,5 juta pada pekan lalu. Pemerintah AS akan merilis data ini besok.
Sementara itu, harga kontrak minyak Brent turun 0,7% menjadi US$ 85,25 sebarel di London.
"Cukup jelas bahwa situasi suplai minyak berada di level rekor. Artinya, cadangan minyak melimpah sehingga butuh waktu untuk mengurangi kelebihan yang ada. Terkait OPEC, ada ekspektasi bahwa mereka akan segera mengumumkan pemangkasan produksi. Namun, kita tidak tahu apakah mereka akan melakukannya atau tidak," jelas Michael McCarthy, chief strategist CMC Markets di Sydney.

Euro menanti stress test

Nilai tukar euro rentan tertekan. Para pelaku pasar masih menanti hasil uji kesehatan perbankan (stress test) kawasan Eropa yang akan dirilis Minggu (26/10) malam waktu setempat. Namun, data ekonomi Zona Euro yang dirilis akhir pekan lalu memberikan tenaga pada EUR, sehingga masih relatif menguat.
Mengutip Bloomberg, Jumat (24/10), pasangan EUR/USD naik 0,20% dibanding hari sebelumnya menjadi 1,2671. Pairing EUR/JPY juga naik tipis 0,09% ke level 137,04. Tapi, pasangan EUR/AUD turun 0,13% menjadi 1,4415.
"Prospeknya masih suram, bahkan, ECB berpeluang mengeluarkan stimulus, sehingga sulit bagi euro untuk rebound signifikan," jelas Nizar.
Meski demikian, akhir pekan lalu, EUR lebih unggul ketimbang USD, karena pengaruh data-data ekonomi. Dollar AS loyo lantaran penjualan rumah baru AS bulan September meleset dari ekspektasi. Sementara, Tonny Mariano, analis Harvest International Futures menilai, pergerakan EUR/JPY naik tipis, karena indeks perkembangan manufaktur (Manufacturing PMI) Euro bulan Oktober naik ke level 50,7, dari bulan sebelumnya 50,3%.
Pergerakan pasangan ini selanjutnya akan dipengaruhi data penjualan ritel Jepang bulan September yang diprediksi turun. "Jika sesuai prediksi, EUR bisa menguat," ujar Tonny.

Hasil stress test Eropa melambungkan bursa Asia

 Bursa Asia dibuka di zona hijau pada awal pekan ini (27/10). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.01 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,5% menjadi 138,22. Ini merupakan kenaikan harian tertinggi sejak 10 Oktober lalu.
Pada pekan lalu, indeks acuan di kawasan regional ini naik 2,9%. Kondisi itu dipicu oleh data kinerja emiten di AS yang melampaui prediksi analis. Selain itu, sentimen positif lainnya adalah data manufaktur Eropa yang secara tidak terduga menunjukkan ekspansi pada bulan ini.
Sementara itu, indeks Topix Jepang naik 0,6%. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,5% dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,5%. Hari ini, pasar saham di Selandia Baru ditutup karena libur nasional.
Menurut analis, salah satu faktor yang mendorong pergerakan saham di kawasan regional adalah hasil stress test mayoritas bank di Eropa yang positif. Tidak ada satu pun bank besar di Eropa yang memiliki hasil negatif dari hasil studi Bank Sentral Eropa. Kondisi ini menunjukkan adanya pemulihan ekonomi di kawasan tersebut.
"Pelaku pasar memprediksi bursa Asia akan naik lebih tinggi. Pemerintah Eropa sudah berupaya menangani beragam permasalahan dan menggelontorkan pasar dengan likuiditas. Isu utama Eropa dalam beberapa hari terakhir ini sudah diketahui," jelas Donald Williams, chief investment officer Platypus Asset Management Ltd.
 
© 2009 PT Rifan Financindo Berjangka Medan | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan